Google BlogLarantuka NewsBar

IN THE STEPS OF JESUS: Menapak Jejak Mesias

Buku ini tidak hanya sangat membantu umat yang akan napak tilas hidup dan karya Yesus dalam peziarahannya ke Tanah Suci, tetapi justru membuka kesempatan berziarah bagi mereka yang tidak pernah sempat berangkat ke sana.

Dengan kamera dan uraiannya, Walker mengantar kita ke empat belas kota atau daerah di tanah Palestina, mulai dari Betlehem dan berakhir di Emaus. Diperlihatkan bagaimana keadaan tempat-tempat itu pada zaman Yesus sendiri dan juga apa yang akan ditemukan kalau kita mengunjungi tempat-tempat itu pada masa sekarang.

Buku ini adalah suatu peziarahan sendiri: Menapak jejak Yesus di tanah asal-Nya!(Size: 24 x 29 cm cm)


Harga retail :Rp. 300.000,-
Harga kami :Rp. 270.000,-
Anda menghemat :Rp. 30.000,-  (10%)



Senakel.com
Inspiring Your Spiritual Growth

SENAKEL berasal dari kata latin Cenaculum atau dalam bahasa Inggris disebut The Upper Room, yang berarti ruang atas tempat Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir bersama para muridNya. Ruangan atas ini adalah juga tempat yang dipakai oleh para murid dan Bunda Maria untuk berkumpul dan berdoa memohon dicurahkannya Roh Kudus kepada mereka ( peristiwa Pentakosta)

“SYSTER CITY” : LARANTUKA, INDONESIA – FATIMA, PORTUGAL

Sudah beberapa kali tawaran kerja sama dari Pemerintah Portugal  untuk menjadikan Fatima dan Larantuka sebagai Kota Kembar belum juga mendapat respon positif dari Pemerintah Indonesia.  Namun setelah mendapatkan tawaran berdasarkan surat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Lisabon, Portugal pada tanggal 09 Maret 2011 tentang Penjajakan Kerja Sama Kota Kembar, maka baru mendapat respon dari Pemerintah Indonesia.

Pada tanggal 06 April 2011 di Jakarta, Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemkab Flotim) bersama dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Sekretaris Negara, Kementrian Pariwisata, Kedutaan Besar Portugal di Indonesia, dan Kedutaan Besar Indonesia di Portugal, membahas rencana kerja sama Kota Kembar tersebut.  Dari pertemuan tersebut menghasilkan draft Mou Kota Kembar antara Pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Pemerintah Kota Fatima.

Dalam pertemuan ini, Pemerintah Kabupaten Flores Timur menyatakan kesediaan untuk melakukan kerja sama dengan tetap mengikuti berbagai ketentuan mengenai mekanisme kerja sama internasional.  Kesediaan tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Bupati Flotim; Yoseph L. Herin, dengan beberapa pertimbangan untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Flores Timur.  Pertimbangan kerja sama tersebut berdasarkan atas aspek budaya, pariwisata, pendidikan, dan sosial ekonomi.


Selanjutnya pada tanggal 09 September 2011, pada sidang paripurna III Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Flores Timur, Bupati Flotim; Yoseph L. Herin, memberikan penjelasan kepada anggota DPRD Flotim tentang naskah kerja sama Kota Kembar tersebut.  Dari hasil penjelasan tersebut, DPRD Flotim setuju dan sangat mendukung rencana kerja sama “Syster City” ini.  Namun melalui Ketua DPRD Flotim; Marius Payong Pati, menyarankan agarsebaiknya sebelum menandatangani memorandum of understanding (MoU) atau nota kesepahaman tersebut, Pemkab Flotim perlu melakukan pertemuan bersama dengan semua pemangku kepentingan di Flores Timur untuk membahas lebih dalam mengenai rencana kerja sama tersebut.

PHPU Kepala Daerah Kab. Flores Timur: Lagi, Saksi Ungkap Keterlibatan PNS

Jakarta, MKOnline - Dugaan keterlibatan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, dalam mendukung kemenangan Pihak Terkait (pasangan calon Yoseph Lagadoni Herin-Valentinus Tukan) kembali diungkapkan oleh para saksi Pemohon perkara nomor 72/PHPU.D-IX/2011. Menurut Fransiskus, yang sehari-harinya sebagai kepala desa, menyatakan bahwa Gubernur pernah meminta dirinya untuk “mengamankan suara” untuk Paket Sonata (sebutan bagi Pihak Terkait).

Senada dengan keterangan tersebut, Yohanes, menuturkan, pernah ada kunjungan Gubernur ke daerah Waitukan. Dalam kunjungannya, Gubernur lagi-lagi menyatakan bahwa dirinya secara pribadi mendukung Paket Sonata. Bahkan, lanjutnya, Gubernur sempat berpesan kepada para tokoh masyarakat dan agama disana untuk meminta warga menyukseskan Paket Sonata.

Saksi lainnya, Frans Nikolaus, mengungkapkan bahwa keterlibatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tidak hanya oleh para pejabat pemerintahan saja, melainkan juga sampai pada tingkat bawah. Salah satunya adalah seorang guru di wilayah tempat tinggalnya. Menurut kesaksiannya, guru tersebut mendatangi rumah warga untuk mengajak memilih Pihak Terkait. “Diarahkan untuk memilih (pasangan calon) nomor dua,” tutur Frans menirukan pernyataan sang pemilik rumah.

Begitupula kesaksian Robert. Menurutnya, pada tanggal 30 Mei 2011, pernah ada rombongan PNS dari Kupang mendatangi Flores Timur yang kemudian bertemu dengan para tim sukses Paket Sonata.

Sedangkan saksi Dominikus, menyatakan, ada pemberitaan di tabloid yang isinya menyudutkan calon Bupati Simon Hayon (Pemohon perkara no. 72). Menurutnya, pemberitaan yang menyatakan bahwa Simon Hayon membawa ajaran sesat adalah tidak benar. Ia menegaskan, Simon Hayon beragama Kristen, dan tidak pernah dinyatakan oleh pihak gereja keluar dari agama Kristen ataupun menyebarkan ajaran sesat. Akibat pemberitan ini, kata dia, pasangan calon Simon Hayon-Fransiskus Diaz Alffi, kalah telak di daerah Larantuka Kota. Untuk diketahui, Simon Hayon dalam tabloid tersebut diberitakan telah menganggap dirinya sebagai Isa Almasih dalam konteks agama Kristen, dan Imam Mahdi dalam konteks agama Islam.

Untuk persidangan selanjutnya, akan digelar Senin (27/6) pagi. Dengan agenda sidang, mendengarkan keterangan saksi Pemohon perkara No. 73/PHPU.D-IX/2011, yang dimohonkan oleh Felix Fernandes-Ismail Arkiang, serta saksi Termohon dan Pihak Terkait.

PHPU Kepala Daerah Kab. Flores Timur: Saksi Pihak Terkait Bantah Keterlibatan Gubernur

Jakarta, MKOnline - Kepala Inspektorat Kabupaten Flores Timur, Ahmad Betan, memberi kesaksian dalam perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah Kab. Flores Timur (Flotim), Selasa (28/6) di Ruang Sidang Pleno MK. Ahmad mengungkapkan bahwa kesaksian para saksi Pemohon dalam persidangan sebelumnya adalah tidak benar. Dalam persidangan, Ahmad dihadirkan oleh Pihak Terkait, pasangan calon Yoseph Lagadoni Herin-Valentinus Tukan (Paket Sonata).

Menurutnya, segala bantuan yang telah diterima oleh masyarakat merupakan bantuan resmi dari pemerintah daerah. “Bantuan berasal dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah),” ujarnya. Uang tersebut, kata dia, memang diperuntukkan untuk bantuan sosial kepada masyarakat.

Ia juga menampik tudingan bahwa bantuan tersebut dalam rangka memenangkan Paket Sonata. Begitupula terkait kunjungan kerja Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, ke berbagai daerah. Menurutnya, kunjungan tersebut juga tidak ada hubungannya dengan Pemilukada. “Hanya kebetulan saja bantuan diserahkan saat mau Pemilukada,” kata Ahmad.

Namun, ketika ditanya oleh Ketua Panel Hakim, Hakim Konstitusi M. Akil Mochtar, apakah dia mengetahui bahwa ada keputusan dari Menteri Dalam Negeri yang isinya meminta kepada kepala daerah untuk tidak membagikan bantuan sosial berdekatan dengan waktu Pemilukada, Ahmad menyatakan tidak tahu menahu. “Saya tidak tau, Pak,” jawabnya.

Sedangkan saksi Pihak Terkait lainnya, Kepala Bidang di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTT, Mamun Patty, menerangkan bahwa gubernur NTT tidak pernah memerintahkan ataupun memobillisasi jajarannya (Pegawai Negeri Sipil) untuk mendukung salah satu pasangan calon, khususnya Pihak Terkait. Menurut Mamun, pertemuan antara gubernur dengan para camat merupakan hal yang biasa terjadi. Keterangan ini diutarakan untuk membantah keterangan saksi Pemohon sebelumnya yang menyatakan bahwa gubernur meminta kepada para camat untuk mendukung Paket Sonata.

Selain itu, dia membenarkan bahwa intensitas kunjungan pegawai pemprov ke Kab. Flores Timur yang cukup tinggi. Namun, menurutnya, hal itu dilakukan dalam rangka menyukseskan program Desa Mandiri ‘Anggur Merah’. “Anggur Merah itu Anggaran Untuk Rakyat Menuju Sejahtera,” jelasnya. Program ini didanai langsung dari APBD pemerintah Provinsi. Per desa mendapat Rp. 250 juta.

Senada dengan keterangan Mamun, saksi Petrus dan Valentinus, yang masing-masing merupakan Camat Tanjung Bunga dan Camat Adonnara Barat, membenarkan pernah bertemu dengan Gubernur. Namun, menurut mereka, dalam pertemuan tersebut Gubernur tidak pernah meminta untuk mendukung Paket Sonata. Menurutnya, hanya tiga hal yang dibicarakan saat itu: terkait pemekaran daerah Kabupaten Adonara, menanyakan kebijakan Anggur Merah, dan meminta beberapa kebutuhan di tingkat kecamatan. Bahkan, Petrus membantah telah mengancam kepala desa di wilayahnya. “Tidak pernah,” tegasnya.

Sedangkan Thomas Koten, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan bagi-bagi uang dalam rangka memenangkan salah satu pasangan calon. “Nama baik saya dicemari,” ungkapnya. Saat ini, Thomas juga telah melaporkan orang yang mengatakan hal itu ke pihak yang berwajib. Pada kesempatan yang sama, seluruh saksi Pihak Terkait juga telah membantah kesaksian para saksi Pemohon sebelumnya.

Disadur oleh BlogLarantuka dari situs:

Kisah Penculikan Pastor dan Dokter

PRAKATA


Beberapa bulan yang lalu saya didatangi oleh seseorang yang katanya berasal dari Sulawesi Tengah. Saya baru kenal saat itu, sebelumnya tidak. Beliau datang bersama seorang konfrater saya yang sudah cukup lama bertugas di Sulawesi. Mereka datang untuk memintaku agar mau menceriterakan kejadian penculikan yang kualami bersama seorang dokter yang bertugas di daerah tersebut beberapa puluh tahun silam.  ”Ah, apalagi yang masih kuingat karena pengalaman itu terjadi sudah begitu sangat lama?” Namun karena ikatan emosional dengan kisah itu, akhirnya saya memutuskan untuk mencari penggalan catatan-catatan yang pernah kubuat dan kusimpan rapih di lemari kerjaku. Nah, itulah awal mula mengapa saya menceriterakan kembali peristiwa tersebut.

Waktu itu tahun 1949 sebagai orang muda saya diutus sebagai misionaris ke suatu daerah di Sulawesi Utara yang amat cantik dan indah seperti surga layaknya, yakni Minahasa. Seperti namanya yang cantik, Minahasa saya kira hingga kini pun masih tetap cantik. Apalagi kalau kuingat keramahan penduduk Minahasa yang bisa meluluhkan hati setiap orang yang mengunjunginya. Di daerah ini saya bertugas untuk beberapa tahun.  Setelah beberapa tahun tinggal di Minahasa dan tentunya  mengenal lebih baik tempat ini,  saya dipindahtugaskan dan diangkat menjadi Pastor Paroki di Sulawesi Tengah.

Pada bulan Agustus 1955  saya tiba di Palu, yang waktu itu menjadi Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah.  Sementara menunggu tempat tinggal yang tetap, saya ditempatkan di Palu. Waktu itu  saya  menginap di rumah seorang dokter dari Jerman yang saya tidak kenal sebelumnya. Namanya Dokter Georg Uhrmann. Nanti beliau akan menjadi salah satu tokoh yang penting dalam ceritaku  ini.  Dokter Uhrmann bertugas tidak hanya di kota Palu saja, tetapi juga mengelola sebuah klinik di Donggala, sebuah kabupaten yang indah.

Pada suatu kesempatan tanggal 13 Agustus 1955, saya ikut bersama dokter tersebut ke Donggala. Dalam perjalanan inilah kami mengalami kejadian yang begitu menegangkan serta menakutkan selama hidupku. Pengalaman ini begitu membekas dalam diriku, menorehkan luka amat dalam pada diriku, dan menimbulkan kepahitan dalam hidupku.  Dalam perjalanan ke Donggala kami diambil secara paksa oleh kelompok Islam radikal waktu itu, yaitu Darul Islam. Dalam peristiwa penculikan ini, bersama dokter saya sungguh mengalami ketegangan-ketegangan yang sangat menakutkan. Sembilan hari dalam penculikan kami sudah merasa seperti berada dalam api pencucian, antara hidup dan mati, walaupun saya sendiri belum tahu bagaimana rasanya berada dalam api pencucian.

Melalui proses perundingan tertentu akhirnya kami dibebaskan. Dokter Urhmann ditampung dan dilindungi oleh pemerintah setempat untuk diberangkatkan menuju Makasar. Saya sendiri bermalam atau diinapkan di markas Komandan Militer untuk kemudian menunggu kesempatan dapat segera diberangkatkan dengan kapal ke Manado. Saya kemudian tinggal tidak lama di Minahasa, walaupun sebetulnya itulah tempat tugas saya. Mereka berpendapat lebih baik saya mengambil cuti untuk menenangkan diri. Selesai cuti, demi keamanan saya ditugaskan di Pulau Jawa. Dalam cuti tersebut, saya berkesempatan bertemu dan menginap di rumah Dokter Uhrmann di Munchen. Dan setelah pertemuan tersebut, kami pun masih saling berkirim surat. Namun setelah sekian lama, saya tidak dapat menghubungi beliau lagi. Sungguh sangat sayang sekali .…Saya mencari informasi dari dokter yang lain, tetapi tetap tidak berhasil menghubunginya lagi. Dan saya sendiri masih berkesempatan 2 kali kembali ke Indonesia khususnya ke Pulau Jawa. Saya menyesal karena tidak bisa berpamitan dengan orang-orang yang selama ini sungguh saya kenal dengan baik. Kemudian saya dihadapkan pada pilihan untuk datang dan berkunjung untuk keempat kalinya atau tidak, tetapi saya merasa sudah tidak sanggup lagi.

Akhir kata, saya sungguh sangat berterima kasih kepada tamu saya yang datang jauh-jauh dari Palu dan konfrater saya Pastor Cor van Bavel MSC. Berkat campur tangan beliau berdualah saya bisa dan berkesempatan untuk dapat menceriterakan kisah nyata ini.


Pada Pesta Maria Diangkat ke Surga
Sittard, 15 Agustus 2006
Joos Jötten MSC

Kisah Penculikan Pastor dan Dokter
Joos Jotten MSC
Harga retail :Rp. 60.000,-
Harga kami :Rp. 54.000,-
Anda menghemat :Rp. 6.000,-   (10%)

 
Inspiring Your Spiritual Growth


VISI DAN MISI CALON KANDIDAT PILKADA FLORES TIMUR - 2011

SONATA
(SOGA NARAN LEWOTANA)
YOSEPH LAGADONI HERIN, S.SOS - VALENTINUS TUKAN, SAP.


VISI:
"Terwujudnya Manusia dan Masyarakat Flores Timur Yang Semakin Sejahtera, Mandiri dan Bermartabat"


MISI:
  1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.
  2. Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
  3. Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Tata Ruang.
  4. Peningkatan Pelayanan Kepada Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi.

STRATEGI PENCAPAIAN:
  1.  Bantuan Keuangan Untuk Pemberdayaan Ekonomi Rakyat, Rp. 250 Juta per Desa/Kelurahan.
  2. Beasiswa Bagi Tenaga Perawat dan Bidan (40 Orang Setiap Tahun) Untuk Mengatasi Kekurangan Tenaga Kesehatan.
  3. Beasiswa Bagi Putera/Puteri Lewotana Untuk Sekolah Menjadi Guru Bidang Studi Matematika, Fisika, Kimia, Bahasa Jerman, dan Geografi Serta Peningkatan Kapasitas Guru Bidang Tertentu Dalam Program S-II.
  4. Pembangunan Sarana Dasar (Jalan, Jembatan, Listrik, Air) Untuk Percepatan Mobilitas Masyarakat.
  5. Pengembangan Tata Ruang Kota Larantuka Sebagai Gerbang Kabupaten Flores Timur Menuju Kota Wisata Rohani Internasional.
  6. Alokasi Dana Desa/Kelurahan (ADD) Untuk Setiap Desa/Kelurahan Minimal Rp. 50 Juta.
  7. Peningkatan Tunjangan Kepala Desa Minimal Setara Harus Lebih Tinggi Dari Gaji Sekretaris Desa Yang PNS, Termasuk Aparat Desa (Kepala Dusun, RT/RW, BPD, Kader Posyandu).
Bersama SONATA Kita Bisa !!!!...... Pastikan Nomor 2.....

JUMLAH PEMILIH PADA PILKADA FLORES TIMUR 2011


JUMLAH SEBARAN PEMILIH PER KECAMATAN
PADA PEMILUKADA KAB. FLORES TIMUR
PERIODE 2011 – 2016


                Kecamatan Wulanggitang     =    7.187
                Kecamatan Ile Bura     =    3.569
                Kecamatan Titehena     =    6.541
                Kecamatan Demon Pagong     =    2.690
                Kecamatan Larantuka     =    22.000
                Kecamatan Ile Mandiri      =    5.300
                Kecamatan Lewolema     =    4.593
                Kecamatan Tanjung Bunga     =    6.794
                Kecamatan Adonara Timur     =    15.100
                Kecamatan Ile Boleng     =    7.806
                Kecamatan Witihama     =    8.654
                Kecamatan Klubagolit     =    6.852
                Kecamatan Adonara     =    5.850
                Kecamatan Adonara Tengah     =    5.855
                Kecamatan Adonara Barat     =    6.366
                Kecamatan Wotan Ulumado     =    4.062
                Kecamatan Solor Barat     =    7.390
                Kecamatan Solor Timur     =    8.349

Total Pemilih      =    134.958
Laki-Laki           =    60.483
Perempuan         =    74475

Sumber: KPUD Flores Timur, 2011

VISI DAN MISI CALON KANDIDAT PILKADA FLORES TIMUR 2011

KOALIS FLORES TIMUR BERSATU
FELIX FERNANDEZ, SH., CN. - M. ISMAIL ARKIANG, S.Sos.
(FF-IA)



VISI:
Mewudjudkan manusia dan masyarakat Flores Timur yang bersatu, damai, sejahtera, maju, mandiri, yang dilandasi dengan penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang baik (Good Governance) dengan mengoptimalkan keunggulan komperatif dan kompetitif sumber daya alam yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya buatan secara terpadu.


MISI:
  1. Mewujudkan otonomi daerah yang mampu mengatur dan mengurus kepentingan daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah Kabupaten Flores Timur.
  2. Membangun citra masyarakat sebagai pelaku pembangunan yang partisipatif, dinamis, produktif, peduli terhadap lingkungan dan tidak rentang menghadapi gejolak sosial dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
  3. Memanfaatkan seluruh lahan dan potensi kelautan secara efisien, efektif dan bijaksana.
  4. Mengembangkan sistem managemen pembangunan yang mengintegrasikan kebijakan pembangunan di darat dan di laut dengan menempatkan penduduk miskin sebagai posisi sentral.
  5. Memperbaiki kualitas aparatur pemerintahan daerah melalui peningkatan kemampuan managerial dan penataan struktur kelembagaan pemerintahan sesuai tuntutan pelayanan publik, pemberdayaan dan pembangunan.
  6. Mengembangkan sistem pendidikan dan ketrampilan masyarakat terutama kelompok masyarakat tani dan nelayan pedesaan.
  7. Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan dan perkotaan.
  8. Mengembangkan sistem hukum di daerah yang mampu menjamin perlindungan dan tegaknya supermasi hukum dan HAM berdasarkan keadilan dan kebenaran.
  9. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjamin kesinambungan pembangunan dengan tetap memanfaatkan potensi budaya lokal.
  10. Mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan menyangkut penggunaan peralatan-peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kelautan sekaligus menumbuhkan usaha mandiri bagi masyarakat secara adil dan menyeluruh.
  11. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana umum sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan umum dan pemenuhan kebutuhan seperti sarana perekonomian pedesaan, sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana transportasi (darat, laut, udara).
  12. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan masyarakat serta penguasaan teknologi dan memanfaatkan sumber daya alam yang memiliki keunggulan kkomperatif dan kompetitif selaras dengan semangat reformasi dan tantangan globalisasi.
"Dengan hati kita membangun Flores Timur....Dengan cinta kita menjalin kebersamaan".  Figur duet pemimpin dambaan dan idaman masyarakat Flores Timur yang rindu akan perubahan, pembaharuan....hanya ada dalam diri FF-IA.

MERAMPUNGKAN PEKERJAAN YANG TERTUNDA

Figur Bakal Calon Bupati Kabupaten Flores Timur 2011
Felix Fernandez, SH., CN. - Koalisi Flores Timur Bersatu

Mengulang kesuksesan atau meraih sesuatu yang pernah dicapai bukanlah perkara yang mudah. Apalagi memimpin di suatu daerah yang tidak memiliki potensi alam yang memadai. Untuk urusan yang satu ini perlu ada strategi yang lebih tepat dan memadai. Kabupaten Flores timur termasuk salah satu daerah yang tengah menghadapi situasi itu.

“Semua orang, apalagi orang seperti Kristen-Katolik, selalu dituntut untuk berbuat kebaikan. Sehingga saya selalu berpikir apakah saya bisa memberikan kebaikan untuk banyak orang. Sebagai bupati pada waktu itu, saya berbuat banyak hal yang baru disadari orang sekarang ini. Sehingga kembali mau mengambil jabatan itu tidak lain adalah untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan saya yang tertunda pada waktu itu,”ujar Eks Bupati Flores Timur Felix Fernandez kepada FloresNews.com

BlogLarantuka menyadur dari FloresNews.com, berikut penjelasan mengenai wawancaranya:



Mengapa Anda ingin kembali membangun Flores Timur, apakah ada pekerjaan yang tertunda?

Baik untuk Larantuka sendiri maupun untuk Flores Timur seluruhnya. Untuk Larantuka, ini kota yang sangat tua, kota yang kental dengan warisan-warisan zaman dahulu yang sangat indah, berkualitas iman.

Secara terus menerus kota ini punya warisan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Tetap dipertahankan sampai sekarang ini. Itu yang pertama. Tapi kota ini sangat buruk, itu lho! Sangat buruk dalam pengertian penataan kota kurang baik, strata masyarakatnya belum teratur, masyarakat belum menyadari kotanya sebagai kota yang patut dihargai.

Kota ini adalah kota di masa lalu berada di bawah naungan kerajaan. Bukan kota yang tidak ada pemerintahannya. Kota ini dulu adalah kota kerajaan yang sangat kuat, yang berakar dari Flores Timur sampai ke Flores Barat sana. Ini kurang dipahami sendiri oleh rakyatnya sendiri. Jadi ini yang harus kita sadarkan agar masyarakat paham bahwa kota ini patut diangkat kembali menjadi kota yang dihargai oleh pemerintah pusat maupun oleh dunia. Sedangkan kota-kota lain di sekitarnya, itu pendukung dari kota ini.  ni yang perlu dibangun. Membangun kota Larantuka, tapi juga membangun seluruh Flores Timur.

Dimulai dari mana Anda membangun kota itu kembali?
Yang harus dibangun pertama adalah sumber daya manusia. Ini betul-betul kita rasakan kualitasnnya sangat rendah di Larantuka. Kualitas lulusan itu sangat rendah. Di NTT sudah paling rendah, di Flores Timur itu di bawahnya lagi. Ini harus dibangun agar setiap keluarga di Flotim ini ada yang anaknya tamat SMA. Bahkan bila sudah waktunya juga sudah ada yang sampai jenjang perguruan tinggi. Kalau pendidikan sudah baik maka semuanya pada saatnya akan berlangsung dengan lebih baik. Pemahaman-pemahaman tentang modernisasi otomatis akan semakin baik juga.
 
Kedua, infrastruktur. Ini sangat buruk di Flores Timur. Saya berkali-kali pulang, waktu legislatif, juga sekarang saya pulang. Saya melihat infrastrukturnya sangat buruk. Bentangan jalan raya itu semuanya rusak parah, baik di Adonara Barat, Solor, dan Flores Timur daratan. Hanya yang Anda lihat dari Boru ke Larantuka itu saja yang agak baik. Itu baru jalan raya.

Selain jalan raya, listriknya. Di sana kita banyak jaringan yang belum terpasang. Mana bisa hasilkan manusia berkualitas kalau listrik untuk keperluan belajar saja sulit setengah mati. Orang belajar malam pakai apa. Jadi listrik menjadi masalah utama di Larantuka dan Flores Timur umumnya.

Kemudian air minum. Daerah ini termasuk sangat kering, apalagi daerah Solor. Air merupakan sumber daya utama. Untuk Larantuka sendiri dipasok dari Bama. Bama itu punya sumber pasokan dari Lewokluo dan Blepanawa. Yang lain bisa menggunakan sumur bor atau air laut yang diproses (suling).

Kota Larantuka itu penting. Ada rasa tidak adil apabila Kota Larantuka saya bangun terlebih dulu. Tapi harus dimengerti oleh teman-teman yang lain bahwa Larantuka menjadi sumber untuk semua daerah. Bayangkan, Flores Timur itu, terdiri atas gunung, bukit, hanya sedikit lahan basah untuk daerah pertanian.  Sebagian besar berbukit-bukit dan berbatuan.

Apa yang diharapkan dari tanah berbatuan seperti ini?

Kita hanya bisa tanam mente. Dan, mente punya sifat, kalau dia sudah tumbuh di satu tempat, itu pohon lain tidak bisa bertumbuh dan berkembang. Karena dia makan semua sari-sari, di bawah pohonnya akan kering kerontang.

Hanya mente yang bisa hidup di daerah ini. Dan kalau hasilnya 100 ribu ton setahun, itu berarti setiap tahun akan terus berkurang. Itu bila dikalikan 10 ribu saja, itu akan mendapat dana sekitar Rp 12 miliar. Dana ini untuk sekitar 300 ribu orang yang ada di Flotim. Itu berarti 40 ribu rupiah per orang. Itu satu tahun. Dapatnya hanya berapa. Jadi pendapatan per kapita di Flores Timur itu rendah.

Apa cukup dengan mente? Bagaimana potensi alam yang lain, seperti laut?
Ada upaya-upaya lain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat selain pertanian dan perkebunan, tak lain daripada laut. Oleh karena itu saya bangun kelautan. Ada 33 kapal yang saya beli pada waktu itu. Yang diberikan kepada rakyat. Ini kapal-kapal modern. Diberi pelatihan, awak kapal itu benar-benar orang lokal, tapi betul-betul orang terpilih. Mereka ke laut untuk tangkap ikan, dan pulangnya langsung dibeli oleh Jepang. Ada cold-storage punya Jepang, ada punya pribadi.

Saya jalin kontrak kerjasama dengan Jepang. Pada waktu itu pemerintah Jepang beri bantuan pada saya, dengan membangun satu tempat yang disebut tempat pendaratan ikan (TPI). Tempat itu dibangun dermaganya yang besar, di dalam komplek itu ada tempat untuk pembuatan es, minimarket, kapal-kapal itu berlabuh, juga ada bunker.

Dengan maksud agar para nelayan ini ke laut, dia perlu uang/modal. Apa yang dia butuhkan. Dia butuhkan umpan, es, makan, minyak. Semua dia bisa ambil di TPI Posto-Lawerang. Konsep ini sudah saya bicarakan. Jepang bersedia membantu, Jepang juga akan memberikan bantuan berupa kapal-kapal. Ini yang belum direalisasi. Saya akan tuntut ini. Jepang punya komitmen akan serahkan sekitar 200 kapal. Itu tahun 2007.

Sangat disayangkan tempat ini tidak dimanfaatkan. Artinya pemerintah sekarang ini tidak tahu konsep apa ini. Saya berjuang melawan berapa puluh kabupaten. Toh, karena ikan sini luar biasa bagus.

Bagaimana cara Anda untuk mengontrol harga produksi?
Soal mente,  ini harga pasar globalnya naik-turun, setiap hari harga komoditas ini bergerak terus, dan bagi rakyat Flores Timur mereka tidak mau tahu pergerakannya. Apalagi sudah masuk perangkap ijon, untuk urusan sekolah, perkawinan, dan lain-lain kebutuhan. Mereka ambil uang dulu, baru ambil jambu mente. Itu praktik ijon. Jadi harga ditentukan oleh pembeli. Di Flores Timur begitu semua. Jadi selain harga naik-turun, mereka juga kena sistem ijon.

Mengapa tidak memberdayakan tempat menampung seperti bulog?
Sebenarnya ada satu konsep saya semacam Bulog di sini. Harga dasar ditentukan pusat, walaupun harga pasar global turun, hasil petani tetap dibeli dengan harga yang sudah ditentukan tadi. Jadi petani aman. Karena banyak petani sangat berharap dari hasil mente. Artinya ada bulog kecil, pemerintah daerah harus membeli dengan harga dasar. Saya akan konsultasikan dengan Ibu Marie. Kenyataannya bulog kecil ini malah sudah ditutup. Tidak jalan. Barang petani langsung dibeli oleh pembeli dan langsung diekspor ke India. Padahal, kualitas mente Flores Timur kan nomor satu.

Jadi pendapatan perkapita makin rendah, sehingga otomatis rakyatnya belum sejahtera. Larinya ke laut. Apa yang sudah saya rintis tadi juga tidak jalan. Karena apa? Orang yang mengelola kapal-kapal ini tidak mengerti, padahal ahlinya sudah saya datangkan dari Singapura untuk pelatihan-pelatihan, tapi mereka kurang merawatnya. Ikan itu menjanjikan. Itu hampir 70% dari laut. Artinya dengan pendapatan nelayan yang begitu tinggi, ekonomi riil masyarakat bisa berputar.

DUBES PORTUGAL INGIN JADI WARGA LARANTUKA

Pada Kamis malam (21/4/2011) masih dalam rangkaian acara Semana Santa Larantuka 2011, saat open house di rumah jabatan Penjabat Bupati Flores Timur (Flotim), dihadiri oleh banyak peziarah. Di antaranya  Sony Keraf dan keluarga, Deputi Badan Meterorologi (BMG), keluarga Goris Mere dan puluhan peziarah lain. termasuk rombongan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT); Drs. Frans Lebu Raya dan istri bersama para pejabat  Pemerintah Provinsi NTT.

Penjabat Bupati Flotim; Drs. H. Muhammad S. Wongso dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Dubes Porugal bersama istri yang juga didampingi oleh mantan Dubes Indonesia untuk Portugal; Haryono, para tamu kenegaraan dan pemerintahan, dan juga kepada para peziarah yang telah datang untuk mengikuti prosesi Semana Santa di Larantuka.  "Bawalah khabar gembira dari Kota Larantuka ke tempat masing-masing.  Sampaikan khabar bahwa Kota Larantuka penuh damai.  Kota kecil yang menjadikan perbedaan untuk membangun Indonesia dan Flores Timur," kata Wongso.

Dubes Portugal; Carlos Manuel Leiato Frota mengatakan, ia bersama istrinya; Ny. Arlinda Chavez Frota sudah tiga kali ke Larantuka mengikuti prosesi Samana Santa.  "Pertama saya datang tiga tahun lalu lebih resmi mengurus proyek.  Kali kedua saya datang bersama Emeritus Fatima; Mgr (Seinhor D. Serafim) Uskup Fatima; Mgr. Luciano Gurera, dan kali ketiga saya datang ditemani teman spiritual saya; Haryono. Saya juga menemukan seorang muslim di rumah ini (rumah jabatan).  Saya sangat bahagia dan sangat senang di Flotim. Walaupun ada perbedaan tetap satu sebagaimana falsafah Pancasila," kata Carlos Manuel disambut tepuk tangan.

Keinginan Carlos Manuel dan Arlinda Chaves tinggal di Larantuka, karena ia menilai Larantuka adalah kota yang religius dan penuh toleransi.  "Saya ingin membuat rumah di Larantuka saat pensiun nanti.  Keinginan ini karena religiusnya Kota Larantuka yang membuat kami ingin menetap dan menjadi warga kehormatan," tutur Arlinda Chaves Frota, melalui penerjemahnya.

Istri Dubes Portugal; Nyonya Arlinda Chavez Frota mengaku sangat senang ke Larantuka mengikuti prosesi Samana Santa pada Jumat Agung.  Kesan itu setelah tiga tahun berturut-turut ia bersama suaminya ikut prosesi paskah di Larantuka.  Ny. Arlinda Chavez Frota, juga menyerahkan cindramata berupa sebuah lukisan pada piring yang dilukisnya sendiri saat mengikuti berbagai pameran di Jakarta.  Lukisan  itu bergambar Kapal Portugal yang datang ke Indonesia pada 500 tahun silam. Terhitung tahun 1511 - 2011. Lukisan khas yang sangat indah tersebut diterima Hj. Rosmini Semsi-Wongso.  Arlinda juga mengakui bahwa pada setiap tahun dari hasil lukisannya tersebut telah disumbangkan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka.  "Hasil lukisan terjual disumbangkan ke RSUD Larantuka, kata istri Dubes Portugal yang berprofesi sebagai dokter ahli penyakit dalam dan juga pelukis tersebut.

Dubes Portugal pada akhir sambutannya, mendoakan Indonesia dan Flores Timur.  "Tuhan memberkati Indonesia dan Flotim," ujarnya singkat.

ABURIZAL BAKRIE MENYAKSIKAN LANGSUNG PROSESI SEMANA SANTA LARANTUKA 2011

Larantuka, BlogLarantuka.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar; Aburizal Bakrie bersama Setyo Novanto dan Rizal Malaranggeng tiba di Bandara Gewayantanah Larantuka pada 22 April 2011 dalam salah satu rangkaian agenda kegiatannya untuk menyaksikan secara langsung Prosesi Semana Santa Larantuka 2011.

Aburizal Bakri dan rombongan, terpesona menyaksikan ribuan umat melakukan perarakan patung Tuan Meninho (Yesus Kanak-Kanak) dari Kapelnya di Pantai Palo di Kelurahan Sarotari menuju Pantai Kuce di Kelurahan Pohon Sirih untuk ditempatkan di Armidanya sebagai satu kesatuan dalam Prosesi Perarakan "Tuan Ana" (Yesus) dan "Tuan Ma" (Bunda Maria) yang akan berlangsung pada malam harinya. Prosesi perarakan melalui laut ini diikuti oleh ribuan umat dengan menggunakan puluhan hingga ratusan sarana transportasi laut dan semua peziarah melaksanakannya sungguh penuh dengan hikmad ke-Katolikan orang Larantuka.  Gubernur NTT; Frans Lebu Raya yang juga merupakan putra daerah turut bersama tokoh umat Katolik dan ribuan umat di Larantuka menghantar "Tuan Meninho" ke armidanya.

Tradisi Semana Santa atau Pekan Suci yang setiap tahun dirayakan di Larantuka pada perayaan Paskah bagi umat Katolik hanya ada di Larantuka - Kabupaten Flores Timur (Flotim).  Bahkan di Asia hanya ada di Indonesia. Untuk itu, prosesi keagamanan ini harus dijaga dan dipertahankan keasliannya.  "Tidak ada di seluruh Indonesia bahkan di Asia sekalipun seperti di  Larantuka.  Sejarah yang berjalan sejak 500 tahun antara Portugal dengan Indonesia khususnya di Larantuka dijaga baik.  Di Filipina dari Spanyol juga tidak sama dengan di Larantuka.  Karena itu, kita patut menjaga dan mempertahankannya," kata Aburizal Bakrie.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Partai Golkar; Aburizal Bakrie mengatakan bahwa beliau mendukung upaya pemerintah, lembaga gereja dan masyarakat di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur menjadikan Larantuka sebagai sister city dengan Lisabon, Portugal.

"Lisabon itu sudah maju, kalau Larantuka jadi sister city dengan Lisabon maka daerah ini akan cepat maju. Kita bisa saling tukar piikiran dengan pemerintahan di Lisabon untuk membangun Larantuka - Flores Timur," lebih lanjut dijelaskan Aburizal Bakrie.


Lima Kapal Feri Disiapkan Jelang Jumat Agung di Larantuka

PT. Ferry Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur, menyiapkan lima kapal feri untuk mendukung kelancaran arus transportasi para peziarah yang akan mengikuti prosesi Jumat Agung di Larantuka pada 22 April.  "Lima kapal feri tersebut akan disiagakan  dari 17-25 April dan akan dioperasikan sesuai dengan permintaan," kata Kepala Operasional PT. Ferry Indonesia Cabang Kupang; Arnold Yansen, Sabtu (16/4), terkait kesiapan PT. Ferry mendukung kelancaran arus transportasi bagi peziarah ke dan dari Larantuka selama Semana Santa.

"Kami siagakan lima kapal feri untuk para peziarah yang akan menggunakan kapal laut ke Larantuka. Kapal-kapal tersebut bisa diberangkatkan sesuai dengan permintaan," kata Arnold. Artinya, imbuh dia, kalau ada seribu orang yang mau berangkat ke Larantuka dengan membawa serta kendaraan akan diberangkatkan dua atau tiga feri sekaligus. 

Berdasarkan pengalaman, para peziarah umumnya berangkat ke Larantuka mulai H-7 dan puncaknya pada H-4 karena prosesi Jumat Agung sudah dimulai pada H-2.  Pada hari-hari itu, permintaan para pengguna jasa transportasi laut sangat tinggi sehingga manajemen sejak dini melakukan antisipasi dengan menyiapkan kapal yang cukup. "Bahkan sejak dua bulan lalu, beberapa kapal sudah dikirim untuk menjalani perawatan dan kini sudah kembali ke Kupang. Jadi kalau soal kesiapan kapal, semuanya dalam kondisi siap."


Dia mengatakan, para peziarah dari seluruh Pulau Timor, Rote, Alor dan Sabu, umumnya berangkat ke Larantuka melalui Pelabuhan Bolok Kupang, sehingga semua kapal disiagakan di Pelabuhan Bolok.  Dalam keadaan normal penyeberangan Feri ke Pelabuhan Waibalun, Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur berlangsung dua kali dalam seminggu yakni Minggu dan Kamis.

Mengenai jadwal pelayaran, lebih lanjut Arnold mengatakan jadwal penyeberangan ini sifatnya tentatif, sewaktu-waktu dapat berubah berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan serta terkait permintaan penumpang baik sebelum maupun setelah prosesi Jumat Agung.


Disadur dari:


DUBES PORTUGAL HADIRI SEMANA SANTA LARANTUKA 2011

Larantuka, BlogLarantuka.
Pemerintah Portugal sangat menaruh simpati dan perhatiannya terhadap tradisi keagamaan "Semana Santa" atau Prosesi Jumad Agung di Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur (Flotim).  Prosesi keagamaan Semana Santa ini kental dengan nuansa portugis sebab Kota Larantuka merupakan daerah koloni Portugis dan Larantuka bagaikan cahaya kecil di asia jauh bagi bangsa Portugis di era kolonialisasinya.

Bebebrapa tahun terakhir ini Pemerintah Portugal mulai menaruh perhatiannya kepada daerah bekas koloninya ini.  Melalui Duta Besar (Dubes) Portugal di Indonesia, mereka selalu menghadiri kegiatan Prosesi Semana Santa di Larantuka.  Begitupun dengan kegiatan Semana Santa 2011 ini, Dubes Portugal melalui Kantor Kedutaannya di Indonesia sudah menyurati ke Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Flores Timur bahwa mereka akan mengikuti Prosesi Semana Santa Larantuka pada 22 April 2011 yang akan datang. 

Pemda Flores Timur melalui Sekretaris Daerah (Sekda); Anton Tonce Matutina, sangat berterima kasih dan menyambut baik niat kedatangan rombongan Kedutaan Besar Portugal untuk Indonesia ini.  Anton Tonce Matutina yang juga selaku Ketua Panitia Perayaan Semana Santa Larantuka 2011 telah melakukan segala persiapan melalui rapat perdanaya dengan para Kepala Dinas dan Kepala Bagian di lingkup Pemerintahan Kabupaten Flores Timur dan juga dengan para pihak terkait lainnya seperti dari Polres Flotim, Kodim Flotim, dan juga Manajemen PT. PLN (Persero) Ranting Larantuka, serta PT. Telkom Larantuka.

Sebagaimana seperti kegiatan Semana Santa tahun-tahun sebelumnya, Pemda Flotim bersama dengan Panitia Perayaan Semana Santa Larantuka 2011 akan menyiapkan segala akomodasi termasuk hotel dan penginapan di Larantuka untuk menerima tamu-tamu yang akan datang ke Larantuka untuk mengikuti Semana Santa ini.  Pemda Flotim dan Panitia Perayaan bertekad bahwa kerja sama dan pelayanan mereka akan semakin baik, jauh lebih baik dan sempurna dari pada tahun-tahun Semana Santa sebelumnya.

BlogLarantukaKita orang "Nagi" (Larantuka) tentunya sangat mengharapkan kerja sama yang berkelanjutan antara Pemerintah Portugal dan Pemerintah Daerah Kabupaten Flores Timur.  Dan bentuk kerja sama ini semoga tidak sebatas untuk kegiatan Semana Santa saja, tentunya masih banyak bentuk kerja sama yang pada akhirnya untuk perkembangan Larantuka dan kesejahteraan masyarakat di Flores Timur.

PEMILU KADA FLORES TIMUR DIUSULKAN 31 MEI 2011



Larantuka, BlogLarantuka.
Berdasarkan pleno KPUD Flores Timur pada 25 Maret 2011, maka telah disepakati bahwa hari H pencoblosan Pemilihan Umum Kepala Daerah - Wakil Daerah (Pemilu Kada) Kabupaten Flores Timur periode 2011-2016 akan terjadi pada tanggal 31 Mei 2011.

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Flores Timur (Flotim) pada tanggal 26 Maret 2011 telah menyerahkan usulan penundaan Pemilu Kada Flores Timur tersebut kepada pimpinan DPRD Kabupaten Flores Timur sebagaimana untuk diteruskan ke Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan selanjutnya kepada Mentri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia untuk disetujui.

Mengenai rencana jadual tahapan kampanye yang akan diikuti oleh enam paket akan berlangsung pada tanggal 14 - 27 Mei 2011 dengan sisa waktu 3 hari menjadi hari tenang untuk mengunggu tanggal pencoblosan.

Mengenai pemutakhiran Data Pemilihan Tetap (DPT) bahwa hingga kini KPUD Flores Timur tengah mempersiapkan bimbingan teknis (bimtek) bagi PPS dan PPD yang difasilitasi oleh PPK se Kabupaten Flores Timur di Larantuka.  Proses pemutakhiran DPT sedang berjalan dan KPUD Flores Timur akan melakukan rekapitulasi data sebagai dasar pemutakhiran ulang DPT Pemilu Kada Flores Timur.

BlogLarantuka = Mudah-mudahan tidak tersandung kesekian kalinya lagi....

SURAT GEMBALA PRAPASKAH KEPAUSAN 2011


“Kamu dikuburkan bersama Dia di dalam baptisan, di situ pula kamu dibangkitkan bersama Dia”
(bdk Kol 2:12)

Saudara-saudari terkasih,
Masa Prapaskah, yang menuntun kita ke Perayaan Paskah, bagi Gereja senantiasa merupakan masa liturgis yang sangat berharga dan penting. Dalam rangka itu saya suka menyampaikan pesan khusus ini, agar masa prapaska itu dapat dihayati dengan layak dan sepantasnya. Sambil menantikan perjumpaannya yang definitif dengan Sang Mempelai dalam Paska Surgawi nanti, Gereja, sebagai komunitas yang rajin berdoa dan beramal, mengintensifkan perjalanan batin penyucian dirinya, agar supaya dapat menimba dengan lebih berlimpah dari Misteri Penebusan itu kehidupan baru di dalam Kristus Tuhannya (bdk Prefasi 1Masa Prapaska).

1.     Hidup itulah yang sudah dicurahkan kepada kita pada saat kita dibaptis,  ketika kita “mengambil bagian di dalam wafat dan Kebangkitan Krisus”.   Disitulah dimulainya bagi kita “pengalaman yang menggembirakan dan mengasyikkan dari para murid” (Khotbah pada Hari Pesta Pembaptisan Tuhan, 10 Januari 2010). Dalam surat-suratnya, berulang-ulang St. Paulus menekankan persekutuan khusus dengan Sang Putera Allah yang menjadi buah dari Baptisan itu. Fakta, bahwa pada umumnya Baptisan diterima orang ketika masih bayi, dengan jelas menunjukkan bahwa hidup kekal itu adalah sungguh-sungguh anugerah dari Allah, dan bukan apa yang diperoleh orang karena usahanya sendiri. Kerahiman Allah, yang menghapus dosa-dosa dan, pada saat yang sama, membuat kita bisa mengalami juga di dalam hidup kita “perasan-perasaan Kristus” (Flp. 2:5), sungguh-sungguh dianugerahkan secara cuma-cuma kepada semua orang, baik pria maupun wanita.

Dalam suratnya kepada Jemaat di Filipi, Rasul St. Paulus mengungkapkan arti-makna perubahan mendasar yang terjadi dengan turut mengambil bagian di dalam wafat dan kebangkitan Kristus itu. Sambil menunjuk kepada tujuannya ia mengatakan, bahwa “yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Flp. 3:10-11). Dengan demikian maka Baptisan bukanlah hanya sekedar upacara ritual yang sudah lampau, melainkan adalah perjumpaan dengan Kristus, yang membentuk seluruh keberadaan si terbaptis dengan pencurahan hidup ilahi serta dengan memanggilnya kepada pertobatan yang sejati. Diinisiasikan dan didukung dengan rakhmat. maka orang yang dibaptis mulai dimampukan untuk mencapai taraf kedewasaan Kristus.

MUTASI JABATAN DI PEMKAB FLORES TIMUR DIHADANGI DENGAN SANTET


Senin, 07 Maret 2011, beberapa oknum pejabat dilingkungan Pemerinatahan Kabupaten (Pemkab) Flores Timur (Flotim) yang merasa resah dengan adanya isu mutasi jabatan yang bakal dilakukan oleh Penjabat Bupati Flores Timur; Drs. Mohammad Wongso.  Mereka melakukan berbagai cara untuk menghalangi rencana mutasi tersebut.  Salah satu cara yang dianggap manjur adalah dengan melakukan ritual santet.  Tujuan dari ritual ini adalah supaya mempengaruhi pikiran dari Penjabat Bupati dan Sekretaris Daerah (Sekda) Flores Timur; Anton Tonce Matutina agar kabur sehingga lupa dengan rencana mutasi para pejabat.  Rencananya mutasi jabatan tersebut akan dilakukan pada hari Kamis, 10 Maret 2011.

Pada malam tanggal 07 Maret 2011 sekitar pukul 22:00 - 23:00 Wita, para oknum pejabat datang bersama dukunnya untuk melakukan ritual santet.  Beberapa pejabat yang tidak mau dimutasi tersebut bersama dukun andalannya melakukan ritual dengan cara menyembelih hewan kurbanan yang mana darahnya digunakan untuk memerciki ruangan kantor bupati termasuk juga dengan menggunakan jampi-jampi air yang disiram dalam areal kantor bupati.

Sekda Flotim; Anton Tonce Matutina mengakui adanya perbuatan tercela yang dilakukan oleh sejumlah pejabat dan staf pegawai negeri di lingkungan Pemkab Flotim tersebut.  Lebih lanjut dijelaskan bahwa paraktik ini diduga dilakukan oleh seorang oknum staf di Bagian Administrasi Kemasyarakatan - Sekretariat Kabupaten Flotim dan oleh salah seorang oknum staf di Bagian Hukum.  Dijelaskan oleh Matutina bahwa pada malam kejadian, kedua orang oknum staf ini datang ke kantor bupati menggunakan mobil yang dikendarai oleh seorang pimpinan SKPD di Flotim.  Keterangan Sekda ini berdasarkan laporan yang dia terima dari para petugas jaga malam di kantor bupati yang menyaksikan secara langsung adegan konyol tersebut.  Sekda pun telah membuat laporan ke pihak berwajib untuk mengusut perbuatan para pelaku, karena perbuatan yang telah dilakukan adalah sangat tidak menyenangkan dan berpengaruh langsung terhadap aktivitas di kantor bupati Flotim.

St. Felix III (II) - 01 Maret

Paus St. Felix III (II) adalah leluhur dari Paus St. Gregorius Agung (540-604). Gregorius menulis bahwa ketika bibinya, St Tharsilla, sedang menghadapi ajal, Paus Felix menampakkan diri kepada bibinya dan membimbingnya ke surga. Siapakah Paus St. Felix ini? Dan peristiwa-peristiwa apakah yang terjadi dalam hidupnya yang menghantarnya ke kekudusan?

Meski tak banyak catatan tentangnya, tetapi kita tahu bahwa Felix adalah seorang Romawi. Ia seorang yang jujur dan gagah berani dalam menghadapi masa-masa sulit. Felix dinobatkan menjadi paus pada tahun 483. Gereja terpecah-belah atas kelompok-kelompok karena ajaran-ajaran sesat. Faktor-faktor politis mempersulit pelayanan paus. Tetapi, Felix berhasil membuktikan diri sebagai seorang yang gagah berani dalam membela kebenaran-kebenaran iman dan hak-hak Gereja. Banyak yang memperbandingkannya dengan Paus St. Leo Agung yang wafat pada tahun 461. Paus Felix sungguh universal dalam pandangannya. Ia berusaha memahami serta menyelesaikan masalah-masalah Gereja di berbagai belahan dunia.
Felix melewatkan sembilan tahun dari masa hidupnya sebagai paus. Ia akan dikenang sebagai seorang yang berdedikasi total kepada Yesus dan Gereja-Nya. Paus St. Felix wafat pada tahun 492.

Dalam Sabda Bahagia, Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai.” Kita dapat belajar dari St. Felix untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan pribadi dan menjadi pembawa damai dalam hidup kita.
 

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR 2011


Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Flores Timur (Flotim) terhadap  empat rancangan peraturan daerah (raperda) dituangkan dalam Keputusan DPRD Flotim No. 3/DPRD.Kab/FLT/2011 pada tanggal 04 Februari 2011 di gedung Bale Gelekat Lewotana.

Adapun keempat raperda yang diprakarsai oleh DPRD Flotim tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Retribusi jasa usaha pelayanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati
  2. Penanggulangan HIV/AIDS
  3. Organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah
  4. Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Flores Timur
Selanjutnya pada dua pekan ke depan DPRD Kabupaten Flores Timur akan melakukan sosialisasi keempat raperda tersebut ke masyarakat.  DPRD Kabupaten Flores Timur sangat mengharapkan masukkan pendapat ataupun saran terhadap empat raperda tersebut demi kepentingan untuk daerah ini.

Terkait dengan PPI Amagarapati yang dibangun sejak masa pemerintahan mantan bupati Felix Fernandez, SH., hendak dilego ke pihak ketiga lewat Kerja Sama Operasional (KSO), dengan maksud agar keberadaan PPI Amagarapati yang telah dibangun oleh pemerintah Jepang dengan dana miliaran rupiah tersebut bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat Flores Timur.

Usulan pengelolaan PPI Amagarapati oleh pihak swasta menjadi salah satu wacana kuat yang akan disosialisasikan oleh DPRD Kabupaten Flores Timur kepada masyarakat.  Dengan harapan agar penyelenggaraan pelelangan ikan itu untuk lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan melalui pencapaian harga ikan yang wajar.  Bila itu yang terjadi, maka menurut DPRD Kabupaten Flores Timur bahwa PPI Amagarapati akan melindungi nelayan dari persaingan yang tidak sehat.

Anda punya usul dan saran mengenai keempat raperda tersebut di atas, silakan berikan komentar anda di sini.  Terima kasih.

St. Blasius

St. Blasius hidup pada abad keempat. Sebagian mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah keluarga kaya dan menerima pendidikan Kristiani. Semasa remaja, Blasius memikirkan tentang segala permasalahan serta penderitaan yang terjadi pada masa itu. Ia mulai menyadari bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati. Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha menolong semua orang.

Ketika Gubernur Licinius mulai menganiaya umat Kristiani, St. Blasius ditangkap. Ia dibawa untuk dijebloskan ke dalam penjara dan dihukum penggal. Dalam perjalanan, umat berkumpul di sepanjang jalan untuk melihat uskup mereka yang terkasih untuk terakhir kalinya. Blasius memberkati mereka semuanya, bahkan juga orang-orang kafir. Seorang ibu yang malang bergegas datang kepadanya. Ia memohon Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir tewas tercekik duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Orang kudus itu membisikkan doa dan memberkati sang anak. Mukjizat terjadi, sehingga nyawa anak itu dapat diselamatkan. Oleh karena itulah St. Blasius dimohon bantuan doanya oleh semua orang yang menderita penyakit tenggorokan.

Pada hari pestanya, tenggorokan kita diberkati. Kita mohon bantuannya untuk melindungi kita dari segala macam penyakit tenggorokan.

Dalam penjara, uskup yang kudus ini mempertobatkan banyak orang kafir. Tidak ada siksaan yang dapat membuatnya mengingkari imannya kepada Yesus. St. Blasius dihukum penggal kepalanya pada tahun 316. Sekarang ia ada bersama Yesus untuk selama-lamanya.

Masing-masing dari kita merasakan adanya kebutuhan untuk disembuhkan dalam bidang-bidang tertentu dalam hidup kita. Pada hari ini, undanglah Tuhan untuk masuk ke dalam ruang-ruang tersebut dan nikmatilah penghiburan atas kehadiran-Nya.

Untuk mengenang St. Blasius:
Dalam Gereja Latin pestanya jatuh pada tanggal 3 Februari, di Gereja-gereja Oriental pada 11 Februari di Gereja Katolik Armenia pada tanggal 30 Januari

Keuskupan Larantuka Berdayakan Warga Lewat Teknologi Informasi

Awal Januari 2010, tepatnya tanggal 18 Januari 2010, Keuskupan Larantuka membuka layanan Pusat Teknologi Komunitas (PTK). Kegiatan utama PTK berupa pelatihan komputer dan internet. Layanan yang dikelola oleh Delegasi Sosial (Delsos KPSE) ini memberi nilai lebih bagi pengelolaan program keuskupan, seperti pengarusutamaan gender, penanganan HIV/AIDS, pertanian, dan keuangan mikro.
Penerima manfaat layanan PTK adalah para fasilitator program keuskupan dan warga di Kabupaten Flores Timur. Para fasilitator bisa menjelajah di maya untuk mencari tulisan, gambar, video yang menjadi rujukan atau mendukung pengelolaan program. Hasilnya, dukungan teknologi informasi ini mendorong penerapan program semakin maksimal.

Menurut Constantino Conrado, pengelola PTK, setiap minggu puluhan warga yang tersebar di tiga pulau, yaitu Flores Daratan, Pulau Solor, dan Pulau Adonara berlatih komputer di PTK. Umumnya, mereka baru mengenal komputer sehingga materi pelatihan masih seputar pengetahuan dan keterampilan komputer dasar.
“Warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke PTK. Peserta dari Flores Daratan atau Kecamatan Titehena harus menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam. Warga di Pulau Solor atau Kecamatan Solor Timur harus naik perahu sekitar 45 menit. Lalu, warga Pulau Adonara atau Kecamatan Ileboleng harus naik perahu sekitar 1,5 jam,” kisah Rado, panggilan akrab Costantino Conrado.

Kendala utama yang dihadapi PTK adalah ketersediaan listrik. Di Kabupaten Flores Timur, dalam sehari listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa mati 2 hingga 3 kali. Terkadang dalam satu minggu ada satu-dua hari listrik mati total. Tanpa listrik, pelatihan tidak dapat dilaksanakan. Selain itu, listrik yang byar-pet ini bisa merusak peralatan. Hingga kini, PTK belum menemukan jalan keluar atas persoalan ini.
Namun Pengelola PTK tetap bersemangat, mereka percaya akses informasi akan mendorong perubahan di bumi Larantuka. Banyak perubahan setelah adanya PTK, seperti warga bisa mendapatkan pengetahuan-pengetahuan  tentang pertanian yang dibutuhkan untuk mendayagunakan pengembangan dan peningkatan hasil tani. Para pengelola program keuangan micro bisa mengerjakan tata kelola administratif yang lebih efektif atas dukungan komputer.

Hal itu disampaikan oleh Fabianus Tapen Masan, fasilitator PTK lainnya. Dia kadang terharu dengan semangat warga yang telah menempuh jarak yang jauh, hanya untuk belajar komputer. Semangat itu yang terus menyemangatinya meskipun banyak kendala dalam pengelolaan PTK.

Disadur dari:



PESERTA PEMILUKADA KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2011



Berdasarkan KeputusanKomisi Pemilihan Umum Kabupaten Flores Timur (Flotim) dengan Nomor: 05/Kpts/KPU-FLT/018.433980/2011 tanggal 21 Januari 2011, tentang Penetapan Nama-nama Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang memenuhi syarat sebagai Peserta Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Flores Timur Tahun 2011, maka diumumkan bahwa Nama-nama Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah baik dari Gabungan Partai Politik maupun Paket Perseorangan adalah:

  1. Felix Fernandez, SH., CN. (Calon Kepala Daerah) dan M. Ismail Arkiang, SH., MH. (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Koalisi Flores Timur Bersatu;
  2. Drs. Simon Hayon (Calon Kepala Daerah) dan Drs. Fransiskus Diaz Alffi, MM. (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Koalisi Gewayan Tanah Lamaholot;
  3. Hironimus Semau Johny Odjan, S.Sos. (Calon Kepala Daerah) dan H. Ludin Lega, SH. (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Koalisi Jalin Nurani Lamaholot;
  4. Yosep Yulius Diaz (Calon Kepala Daerah) dan Drs. Markus Amalebe Tokan (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Koalisi Pelangi Lamaholot;
  5. Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos. (Calon Kepala Daerah) dan Valentinus Tukan, S.Ap. (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Koalisi SONATA;
  6. Drs. Yeremias Bunganaen, M.Sc., Ph.D. (Calon Kepala Daerah) dan Drs. Kristoforus  Keban (Calon Wakil Kepala Daerah) dari Paket Perseorangan Ribu Ratu-YES.
Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah akan berlansung pada tanggal 17 Maret 2011.  Selanjutnya mengenai Penentuan, Penetapan, dan Pengumuman Nomor Urut Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Flores Timur 2011, menurut Juru Bicara KPU Flotim; Erni Katana bahwa jika tidak ada hambatan, maka agenda tersebut akan dilaksanakan antara tanggal 25-27 Januari 2011 dan agenda tersebut akan berlangsung di Kantor KPUD Flotim - Kelurahan Weri - Larantuka.

Berita Katolik:

BUNDA REINHA - Film Dokumenter Metro TV

Kurs Rupiah:

BlogLarantuka Paypal:

 
!-- START OF ADDME LINK --> Search Engine Submission - AddMe