Google BlogLarantuka NewsBar

Inspirasi Dari Kota Reinha Rosari

Suatu ketika, pada perayaan Paskah tahun 2009 lalu, Tuhan mengijinkan Vera, bersama suaminya, umat paroki Cijantung-Jakarta ini untuk ikut merayakan Paskah nun jauh di ujung Timur Pulau Flores, di Kota Reinha Rosari, Larantuka-Flores Timur. Menempuhnya dengan perjalanan laut dan darat dari Jakarta, Larantuka baru akan dicapai selama perjalanan tiga hari tiga malam. Menggunakan pesawat terbang tentu akan jauh lebih mudah, memakan waktu kira-kira 4-5 jam perjalanan. Jarak yang jauh dan lagi tempat yang sangat asing bagi Vera dan suaminya, toh tidak menyurutkan semangat mereka untuk tetap berangkat. Entah apa yang membuat keduanya begitu nekat, jauh-jauh pergi ke Larantuka hanya untuk merayakan Paskah. Bicara ramai dan maraknya perayaan Paskah, Jakarta tentu jauh lebih meriah. Tapi, tidak bagi Vera dan suaminya. Vera tetap memilih Larantuka sebagai tempat merayakan misteri Paskah Kristus. Entah apa yang membuat keduanya begitu tertarik, mengorbankan waktu, tenaga dan juga materi untuk berangkat ke Larantuka, di ujung Timur Pulau Bunga itu.

Ya, ke Larantukalah Vera dipanggil Tuhan, setelah ia menyaksikan di Televisi sebuah acara prosesi Patung Tuan Ma, di Larantuka itu. Sebelumnya ia sudah mendengar dari beberapa teman yang sudah kembali dari sana; tetapi belum sepenuhnya ia tanggapi. Hingga setelah menyaksikannya di Televisi hati Vera terketuk untuk mengikuti dari dekat perayaan keagamaan di pulau yang berpenduduk seratus persen Katolik ini. Ia ingin sekali ke Larantuka untuk mengambil bagian langsung pada prosesi Tuan Ma; yaitu prosesi Patung Bunda Maria Berdukacita, yang sedang mencari Yesus anaknya, Tuan Ana. Ia kemudian mencari informasi hingga akhirnya pada Paskah 2009 itu, Vera dan suaminya bisa terbang ke Larantuka, menghadiri dan merayakan Paskah di sana. Tuhan yang mengetuk hati Vera dan tanggapan yang positif atas panggilan Tuhan itu memungkinkan Vera bisa mencapai Larantuka.

Vera adalah salah satu dari sekian banyak umat Katolik dari luar Larantuka, dan lagi terpaut jarak yang sangat jauh ikut mengambil bagian dalam prosesi ini. Bukan lantaran karena eksklusivitasnya, tetapi prosesi ini, memang bukan sekedar perayaan keagamaan Katolik yang umum di mana-mana, tetapi juga melekat dalam tradisi dan budaya setempat. Inilah juga yang membuat perayaan iman ini banyak digemari umat, bukan saja bagi umat Larantuka, tetapi bagi semua umat beriman. Tentu pula, ini bukan sekedar wisata budaya atau rohani tetapi adalah sebuah perayaan iman, di mana terdapat kesempatan bagi umat menjadi lebih dekat dengan Tuhan.

Mengapa Pesta Natal dirayakan 25 Desember ?

Oleh: P. Victor Hoagland, C.P.

Tidaklah mudah untuk menentukan dengan tepat asal-mula Pesta Natal, yang sekarang menjadi perayaan yang paling penting dalam masa Natal di sebagian besar Gereja-gereja Ritus Barat. Kita hanya dapat mengatakan dengan pasti bahwa kelahiran Yesus Kristus mulai dirayakan di Roma sekitar tahun 336 A.D. (Anno Domini = Tahun Masehi); kemudian Pesta Natal dirayakan juga di gereja-gereja Kristiani lainnya di seluruh dunia.

Mengapa Pesta Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember? Tidak ada catatan mengenai tanggal kelahiran Yesus yang dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru. Kitab Suci jauh lebih mementingkan “Siapakah Yesus?” daripada tanggal kelahiran-Nya. Perkiraan Gereja Perdana akan tanggal kelahiran-Nya dipengaruhi oleh tanda-tanda perubahan musim, yang kemudian diterima dalam pemikiran religius, yang dengan seksama memperhatikan equinox (di mana waktu siang dan malam sama lamanya) dan titik balik matahari. Para ilmuwan Kristiani memperkirakan bahwa Yesus dikandung pada equinox musim semi (25 Maret) dan oleh karenanya dilahirkan pada tanggal 25 Desember, tanggal titik balik musim dingin.

Di banyak gereja Kristiani, tanggal 25 Maret masih tetap dirayakan sebagai Hari Raya Kabar Sukacita, yaitu ketika Malaikat Gabriel menyampaikan kabar kepada Maria bahwa ia akan menjadi bunda Yesus.

Pesta Natal mungkin juga berasal dari perayaan kafir “Dewa Matahari yang tak terkalahkan” yang ditetapkan oleh Kaisar Aurelius pada tahun 274 A.D. dan dirayakan pada tanggal 25 Desember, yaitu pada hari terjadinya titik balik musim dingin, di Roma dan di seluruh wilayah kekaisaran. Umat Kristiani mengambil alih perayaan tersebut untuk merayakan pesta “Surya Kebenaran” (Maleakhi 4:2), yaitu Yesus Kristus, yang menyebut Diri-Nya “Terang Dunia” (Yohanes 8:12).

Sumber : “The Feast of Christmas” by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer

Polda NTT Lidik Kasus Alkes Flotim

Tim penyelidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) sedang menyelidiki dugaan kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) dalam proyek pengadaan alat kesehatan (alkes) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka.  Proyek dengan nilai kontrak Rp 6.961.410.000 dari dana pembantuan itu diduga bermasalah.

Beberapa saksi sudah dimintai keterangannya di Mapolres Flores Timur (Flotim) pada tanggal 25 Nopember 2010 di ruangan Kaur Bin Ops serta ruangan penyidik Serse Polres Flotim, oleh tim Tipikor Polda NTT yang dipimpin oleh AKP Sinar Dana untuk meminta keterangan beberapa anggota panitia lelang. Sejauh ini polisi belum mengantongi nama tersangka karena baru mulai melakukan penyelidikan.  Mereka dimintai keterangan sejak pukul 10.00 hingga pukul 13.00 Wita.

Kasus alkes ini mendapat perhatian khusus DPRD Flotim. Dewan setempat bahkan telah merekomendasikan ke Badan Pemeriksa Keuangan Pembangunan (BPKP) Propinsi NTT untuk melakukan audit kasus itu  karena diduga terjadi mark up harga, serta indikasi intervensi pejabat dalam proses penentuan pemenang tender.

Wakapolres Flores TImur; Kompol. Agustinus Nggana mengatakan bahwa kasus alkes di RSUD Larantuka menjadi perhatian  Polda NTT.  "Kasus ini masih dalam penyelidikan tim Tipikor Polda NTT.

Disadur dari:
Harian Pos Kupang

Berita Katolik:

BUNDA REINHA - Film Dokumenter Metro TV

Kurs Rupiah:

BlogLarantuka Paypal:

 
!-- START OF ADDME LINK --> Search Engine Submission - AddMe