Oleh: P. Victor Hoagland, C.P.
Mengapa Pesta Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember? Tidak ada catatan mengenai tanggal kelahiran Yesus yang dapat kita temukan dalam Perjanjian Baru. Kitab Suci jauh lebih mementingkan “Siapakah Yesus?” daripada tanggal kelahiran-Nya. Perkiraan Gereja Perdana akan tanggal kelahiran-Nya dipengaruhi oleh tanda-tanda perubahan musim, yang kemudian diterima dalam pemikiran religius, yang dengan seksama memperhatikan equinox (di mana waktu siang dan malam sama lamanya) dan titik balik matahari. Para ilmuwan Kristiani memperkirakan bahwa Yesus dikandung pada equinox musim semi (25 Maret) dan oleh karenanya dilahirkan pada tanggal 25 Desember, tanggal titik balik musim dingin.
Di banyak gereja Kristiani, tanggal 25 Maret masih tetap dirayakan sebagai Hari Raya Kabar Sukacita, yaitu ketika Malaikat Gabriel menyampaikan kabar kepada Maria bahwa ia akan menjadi bunda Yesus.
Pesta Natal mungkin juga berasal dari perayaan kafir “Dewa Matahari yang tak terkalahkan” yang ditetapkan oleh Kaisar Aurelius pada tahun 274 A.D. dan dirayakan pada tanggal 25 Desember, yaitu pada hari terjadinya titik balik musim dingin, di Roma dan di seluruh wilayah kekaisaran. Umat Kristiani mengambil alih perayaan tersebut untuk merayakan pesta “Surya Kebenaran” (Maleakhi 4:2), yaitu Yesus Kristus, yang menyebut Diri-Nya “Terang Dunia” (Yohanes 8:12).
Sumber : “The Feast of Christmas” by Fr Victor Hoagland, C.P.; Copyright 1996, 1997, 2000 The Passionist Missionaries; www.cptryon.org/prayer
0 komentar:
Posting Komentar