Google BlogLarantuka NewsBar

JUMLAH PEMILIH PADA PILKADA FLORES TIMUR 2011


JUMLAH SEBARAN PEMILIH PER KECAMATAN
PADA PEMILUKADA KAB. FLORES TIMUR
PERIODE 2011 – 2016


                Kecamatan Wulanggitang     =    7.187
                Kecamatan Ile Bura     =    3.569
                Kecamatan Titehena     =    6.541
                Kecamatan Demon Pagong     =    2.690
                Kecamatan Larantuka     =    22.000
                Kecamatan Ile Mandiri      =    5.300
                Kecamatan Lewolema     =    4.593
                Kecamatan Tanjung Bunga     =    6.794
                Kecamatan Adonara Timur     =    15.100
                Kecamatan Ile Boleng     =    7.806
                Kecamatan Witihama     =    8.654
                Kecamatan Klubagolit     =    6.852
                Kecamatan Adonara     =    5.850
                Kecamatan Adonara Tengah     =    5.855
                Kecamatan Adonara Barat     =    6.366
                Kecamatan Wotan Ulumado     =    4.062
                Kecamatan Solor Barat     =    7.390
                Kecamatan Solor Timur     =    8.349

Total Pemilih      =    134.958
Laki-Laki           =    60.483
Perempuan         =    74475

Sumber: KPUD Flores Timur, 2011

VISI DAN MISI CALON KANDIDAT PILKADA FLORES TIMUR 2011

KOALIS FLORES TIMUR BERSATU
FELIX FERNANDEZ, SH., CN. - M. ISMAIL ARKIANG, S.Sos.
(FF-IA)



VISI:
Mewudjudkan manusia dan masyarakat Flores Timur yang bersatu, damai, sejahtera, maju, mandiri, yang dilandasi dengan penerapan prinsip-prinsip Kepemerintahan yang baik (Good Governance) dengan mengoptimalkan keunggulan komperatif dan kompetitif sumber daya alam yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya buatan secara terpadu.


MISI:
  1. Mewujudkan otonomi daerah yang mampu mengatur dan mengurus kepentingan daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan pemerintah daerah sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah Kabupaten Flores Timur.
  2. Membangun citra masyarakat sebagai pelaku pembangunan yang partisipatif, dinamis, produktif, peduli terhadap lingkungan dan tidak rentang menghadapi gejolak sosial dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
  3. Memanfaatkan seluruh lahan dan potensi kelautan secara efisien, efektif dan bijaksana.
  4. Mengembangkan sistem managemen pembangunan yang mengintegrasikan kebijakan pembangunan di darat dan di laut dengan menempatkan penduduk miskin sebagai posisi sentral.
  5. Memperbaiki kualitas aparatur pemerintahan daerah melalui peningkatan kemampuan managerial dan penataan struktur kelembagaan pemerintahan sesuai tuntutan pelayanan publik, pemberdayaan dan pembangunan.
  6. Mengembangkan sistem pendidikan dan ketrampilan masyarakat terutama kelompok masyarakat tani dan nelayan pedesaan.
  7. Meningkatkan sistem pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan dan perkotaan.
  8. Mengembangkan sistem hukum di daerah yang mampu menjamin perlindungan dan tegaknya supermasi hukum dan HAM berdasarkan keadilan dan kebenaran.
  9. Menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjamin kesinambungan pembangunan dengan tetap memanfaatkan potensi budaya lokal.
  10. Mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan menyangkut penggunaan peralatan-peralatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kelautan sekaligus menumbuhkan usaha mandiri bagi masyarakat secara adil dan menyeluruh.
  11. Meningkatkan kualitas dan kapasitas sarana dan prasarana umum sehingga memudahkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan umum dan pemenuhan kebutuhan seperti sarana perekonomian pedesaan, sarana kesehatan, pendidikan, dan sarana transportasi (darat, laut, udara).
  12. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan masyarakat serta penguasaan teknologi dan memanfaatkan sumber daya alam yang memiliki keunggulan kkomperatif dan kompetitif selaras dengan semangat reformasi dan tantangan globalisasi.
"Dengan hati kita membangun Flores Timur....Dengan cinta kita menjalin kebersamaan".  Figur duet pemimpin dambaan dan idaman masyarakat Flores Timur yang rindu akan perubahan, pembaharuan....hanya ada dalam diri FF-IA.

MERAMPUNGKAN PEKERJAAN YANG TERTUNDA

Figur Bakal Calon Bupati Kabupaten Flores Timur 2011
Felix Fernandez, SH., CN. - Koalisi Flores Timur Bersatu

Mengulang kesuksesan atau meraih sesuatu yang pernah dicapai bukanlah perkara yang mudah. Apalagi memimpin di suatu daerah yang tidak memiliki potensi alam yang memadai. Untuk urusan yang satu ini perlu ada strategi yang lebih tepat dan memadai. Kabupaten Flores timur termasuk salah satu daerah yang tengah menghadapi situasi itu.

“Semua orang, apalagi orang seperti Kristen-Katolik, selalu dituntut untuk berbuat kebaikan. Sehingga saya selalu berpikir apakah saya bisa memberikan kebaikan untuk banyak orang. Sebagai bupati pada waktu itu, saya berbuat banyak hal yang baru disadari orang sekarang ini. Sehingga kembali mau mengambil jabatan itu tidak lain adalah untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan saya yang tertunda pada waktu itu,”ujar Eks Bupati Flores Timur Felix Fernandez kepada FloresNews.com

BlogLarantuka menyadur dari FloresNews.com, berikut penjelasan mengenai wawancaranya:



Mengapa Anda ingin kembali membangun Flores Timur, apakah ada pekerjaan yang tertunda?

Baik untuk Larantuka sendiri maupun untuk Flores Timur seluruhnya. Untuk Larantuka, ini kota yang sangat tua, kota yang kental dengan warisan-warisan zaman dahulu yang sangat indah, berkualitas iman.

Secara terus menerus kota ini punya warisan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Tetap dipertahankan sampai sekarang ini. Itu yang pertama. Tapi kota ini sangat buruk, itu lho! Sangat buruk dalam pengertian penataan kota kurang baik, strata masyarakatnya belum teratur, masyarakat belum menyadari kotanya sebagai kota yang patut dihargai.

Kota ini adalah kota di masa lalu berada di bawah naungan kerajaan. Bukan kota yang tidak ada pemerintahannya. Kota ini dulu adalah kota kerajaan yang sangat kuat, yang berakar dari Flores Timur sampai ke Flores Barat sana. Ini kurang dipahami sendiri oleh rakyatnya sendiri. Jadi ini yang harus kita sadarkan agar masyarakat paham bahwa kota ini patut diangkat kembali menjadi kota yang dihargai oleh pemerintah pusat maupun oleh dunia. Sedangkan kota-kota lain di sekitarnya, itu pendukung dari kota ini.  ni yang perlu dibangun. Membangun kota Larantuka, tapi juga membangun seluruh Flores Timur.

Dimulai dari mana Anda membangun kota itu kembali?
Yang harus dibangun pertama adalah sumber daya manusia. Ini betul-betul kita rasakan kualitasnnya sangat rendah di Larantuka. Kualitas lulusan itu sangat rendah. Di NTT sudah paling rendah, di Flores Timur itu di bawahnya lagi. Ini harus dibangun agar setiap keluarga di Flotim ini ada yang anaknya tamat SMA. Bahkan bila sudah waktunya juga sudah ada yang sampai jenjang perguruan tinggi. Kalau pendidikan sudah baik maka semuanya pada saatnya akan berlangsung dengan lebih baik. Pemahaman-pemahaman tentang modernisasi otomatis akan semakin baik juga.
 
Kedua, infrastruktur. Ini sangat buruk di Flores Timur. Saya berkali-kali pulang, waktu legislatif, juga sekarang saya pulang. Saya melihat infrastrukturnya sangat buruk. Bentangan jalan raya itu semuanya rusak parah, baik di Adonara Barat, Solor, dan Flores Timur daratan. Hanya yang Anda lihat dari Boru ke Larantuka itu saja yang agak baik. Itu baru jalan raya.

Selain jalan raya, listriknya. Di sana kita banyak jaringan yang belum terpasang. Mana bisa hasilkan manusia berkualitas kalau listrik untuk keperluan belajar saja sulit setengah mati. Orang belajar malam pakai apa. Jadi listrik menjadi masalah utama di Larantuka dan Flores Timur umumnya.

Kemudian air minum. Daerah ini termasuk sangat kering, apalagi daerah Solor. Air merupakan sumber daya utama. Untuk Larantuka sendiri dipasok dari Bama. Bama itu punya sumber pasokan dari Lewokluo dan Blepanawa. Yang lain bisa menggunakan sumur bor atau air laut yang diproses (suling).

Kota Larantuka itu penting. Ada rasa tidak adil apabila Kota Larantuka saya bangun terlebih dulu. Tapi harus dimengerti oleh teman-teman yang lain bahwa Larantuka menjadi sumber untuk semua daerah. Bayangkan, Flores Timur itu, terdiri atas gunung, bukit, hanya sedikit lahan basah untuk daerah pertanian.  Sebagian besar berbukit-bukit dan berbatuan.

Apa yang diharapkan dari tanah berbatuan seperti ini?

Kita hanya bisa tanam mente. Dan, mente punya sifat, kalau dia sudah tumbuh di satu tempat, itu pohon lain tidak bisa bertumbuh dan berkembang. Karena dia makan semua sari-sari, di bawah pohonnya akan kering kerontang.

Hanya mente yang bisa hidup di daerah ini. Dan kalau hasilnya 100 ribu ton setahun, itu berarti setiap tahun akan terus berkurang. Itu bila dikalikan 10 ribu saja, itu akan mendapat dana sekitar Rp 12 miliar. Dana ini untuk sekitar 300 ribu orang yang ada di Flotim. Itu berarti 40 ribu rupiah per orang. Itu satu tahun. Dapatnya hanya berapa. Jadi pendapatan per kapita di Flores Timur itu rendah.

Apa cukup dengan mente? Bagaimana potensi alam yang lain, seperti laut?
Ada upaya-upaya lain untuk meningkatkan pendapatan masyarakat selain pertanian dan perkebunan, tak lain daripada laut. Oleh karena itu saya bangun kelautan. Ada 33 kapal yang saya beli pada waktu itu. Yang diberikan kepada rakyat. Ini kapal-kapal modern. Diberi pelatihan, awak kapal itu benar-benar orang lokal, tapi betul-betul orang terpilih. Mereka ke laut untuk tangkap ikan, dan pulangnya langsung dibeli oleh Jepang. Ada cold-storage punya Jepang, ada punya pribadi.

Saya jalin kontrak kerjasama dengan Jepang. Pada waktu itu pemerintah Jepang beri bantuan pada saya, dengan membangun satu tempat yang disebut tempat pendaratan ikan (TPI). Tempat itu dibangun dermaganya yang besar, di dalam komplek itu ada tempat untuk pembuatan es, minimarket, kapal-kapal itu berlabuh, juga ada bunker.

Dengan maksud agar para nelayan ini ke laut, dia perlu uang/modal. Apa yang dia butuhkan. Dia butuhkan umpan, es, makan, minyak. Semua dia bisa ambil di TPI Posto-Lawerang. Konsep ini sudah saya bicarakan. Jepang bersedia membantu, Jepang juga akan memberikan bantuan berupa kapal-kapal. Ini yang belum direalisasi. Saya akan tuntut ini. Jepang punya komitmen akan serahkan sekitar 200 kapal. Itu tahun 2007.

Sangat disayangkan tempat ini tidak dimanfaatkan. Artinya pemerintah sekarang ini tidak tahu konsep apa ini. Saya berjuang melawan berapa puluh kabupaten. Toh, karena ikan sini luar biasa bagus.

Bagaimana cara Anda untuk mengontrol harga produksi?
Soal mente,  ini harga pasar globalnya naik-turun, setiap hari harga komoditas ini bergerak terus, dan bagi rakyat Flores Timur mereka tidak mau tahu pergerakannya. Apalagi sudah masuk perangkap ijon, untuk urusan sekolah, perkawinan, dan lain-lain kebutuhan. Mereka ambil uang dulu, baru ambil jambu mente. Itu praktik ijon. Jadi harga ditentukan oleh pembeli. Di Flores Timur begitu semua. Jadi selain harga naik-turun, mereka juga kena sistem ijon.

Mengapa tidak memberdayakan tempat menampung seperti bulog?
Sebenarnya ada satu konsep saya semacam Bulog di sini. Harga dasar ditentukan pusat, walaupun harga pasar global turun, hasil petani tetap dibeli dengan harga yang sudah ditentukan tadi. Jadi petani aman. Karena banyak petani sangat berharap dari hasil mente. Artinya ada bulog kecil, pemerintah daerah harus membeli dengan harga dasar. Saya akan konsultasikan dengan Ibu Marie. Kenyataannya bulog kecil ini malah sudah ditutup. Tidak jalan. Barang petani langsung dibeli oleh pembeli dan langsung diekspor ke India. Padahal, kualitas mente Flores Timur kan nomor satu.

Jadi pendapatan perkapita makin rendah, sehingga otomatis rakyatnya belum sejahtera. Larinya ke laut. Apa yang sudah saya rintis tadi juga tidak jalan. Karena apa? Orang yang mengelola kapal-kapal ini tidak mengerti, padahal ahlinya sudah saya datangkan dari Singapura untuk pelatihan-pelatihan, tapi mereka kurang merawatnya. Ikan itu menjanjikan. Itu hampir 70% dari laut. Artinya dengan pendapatan nelayan yang begitu tinggi, ekonomi riil masyarakat bisa berputar.

Berita Katolik:

BUNDA REINHA - Film Dokumenter Metro TV

Kurs Rupiah:

BlogLarantuka Paypal:

 
!-- START OF ADDME LINK --> Search Engine Submission - AddMe