Aksi demo penolakan terhadap intervensi KPU Pusat terhadap KPUD Flotim yang telah berlangsung pada selasa siang (11 Mei 2010) berlanjut hingga malam harinya. Ratusan hingga ribuan massa melakukan aksi sweeping pada pintu masuk kota Larantuka tepatnya di pertigaan Patung Reinha Rosary, di San Dominggo, Larantuka.
Massa melakukan aksi sweeping terhadap lima anggota KPU Nusa Tenggara Timur (NTT); yakni: Johanes Depa (Ketua), Maryanti Adoe, Djidon de Haan, Gasim Noor, dan Yos Dasi Djawa. Beserta yang dinanti-nantikan oleh massa yaitu Anggota KPU Pusat; Sri Nuryanti. Rombongan anggota KPU tersebut tiba di Maumere pada Selasa (11 Mei 2010) pukul 17:00 Wita sebelum meneruskan perjalanan darat ke Larantuka. Akibat penghadangan itu, seluruh anggota KPU tertahan di Maumere sebab keamanan di Flores Timur tidak memungkinkan mereka melanjutkan perjalanan. Apalagi, pihak keamanan di Flores Timur tidak bersedia memberikan jaminan keamanan. Padahal jumlah aparat keamanan yang telah disiagakan di Larantuka berjumlah empat satuan setingkat kompi (SSK) berasal dari Brimob Polda NTT, Polres Lembata, dan Polres Flores Timur. Mereka disiagakan guna mengantisipasi munculnya gangguan keamanan, namun tidak berdaya menghadapi massa. Misalnya, polisi tidak mencegah massa yang memeriksa seluruh isi kendaraan yang masuk ke kota Larantuka.
Demo massa pun berlanjut hingga Rabu (12 Mei 2010), ribuan massa kembali menggelar aksi demonya di depan Gedung DPRD Bale Gelekat Lewotana Flores Timur. Aksi damai tersebut nyaris menuju ke tindakan anarkis, namun massa bisa ditenangkan oleh Kapolres Flores Timur. Dan anggota DPRD Flores Timur pun akhirnya mau menerima untuk berdialog dengan perwakilan dari massa tersebut. Setelah selesai berdialog dengan anggota DPRD Flores Timur, massa melakukan konvoi menuju ke kantor KPUD Flotim dan Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di Kelurahan Weri.
Demo massa pun berlanjut hingga Rabu (12 Mei 2010), ribuan massa kembali menggelar aksi demonya di depan Gedung DPRD Bale Gelekat Lewotana Flores Timur. Aksi damai tersebut nyaris menuju ke tindakan anarkis, namun massa bisa ditenangkan oleh Kapolres Flores Timur. Dan anggota DPRD Flores Timur pun akhirnya mau menerima untuk berdialog dengan perwakilan dari massa tersebut. Setelah selesai berdialog dengan anggota DPRD Flores Timur, massa melakukan konvoi menuju ke kantor KPUD Flotim dan Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) di Kelurahan Weri.
0 komentar:
Posting Komentar