Google BlogLarantuka NewsBar

Ikan Tuna Flores Timur Tembus Pasar Amerika

Ekspor ikan tuna dari Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa bulan terakhir ini mampu menembus pasar Amerika Serikat. Ekspor ikan jenis tuna ini juga sudah dalam bentuk ikan beku yang sudah melalui proses pengemasan sesuai standar yang diinginkan, kata Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin, di Larantuka, terkait pengelolaan potensi perikanan di daerah itu.

“Kami memiliki potensi perikanan yang belum digarap secara optimal, tetapi sejak ada investor yang menanamkan modalnya di bidang kelautan dan perikanan di Flores Timur, dalam beberapa bulan terakhir, ikan tuna sudah bisa di pasarkan ke Amerika Serikat,” katanya. Hanya saja, belum ada data lengkap mengenai berapa ton dan nilai ekspor selama beberapa bulan terakhir ini karena dinas teknis masih melakukan penghitungan,” katanya.

Menurut dia, perusahaan yang melakukan pengelolaan hasil ikan di Flores Timur dan melakukan pengiriman langsung ke Amerika Serikat adalah PT. Primo Indo Ikan, sebuah perusahan gabungan antara Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri yang melakukan investasi di daerah itu pada tahun 2011 lalu.

Selain itu ada juga sebuah perusahaan murni PMA yakni PT. Okhisin Flores Larantuka yang juga bergerak di bidang pengelolaan ikan asap. Produksi ikan asap dari perusahaan ini di kirim ke Jepang. Artinya, sudah ada dua perusahaan yang melakukan investasi khusus di bidang kelautan dan perikanan, dengan memanfaatkan potensi perikanan yang ada di wilayah itu.

Data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Flores Timur menunjukkan, pada tahun 2011, produksi ikan beku jenis tuna tahun 2011 mencapai 1.425 ton, ikan tongkol 1.695 ton dan ikan tembang 3.211 ton. Bupati Lagadoni Herin menambahkan bahwa, kehadiran dua investor di wilayah paling timur Pulau Flores itu tentu berdampak pada masyarakat nelayan daerah itu.

“Ada dampak positif karena para nelayan kita bisa menjadi mitra dari perusahan-perusahan ini untuk memasok ikan hasil tangkapan mereka,” katanya. Mengenai kontribusi untuk daerah dia mengatakan, masalah kontribusi biasanya sudah tertera dalam izin saat dikeluarkan oleh pemerintah pusat.
Hanya saja, pemerintah sudah beberapa kali melakukan pertemuan bersama pihak perusahan untuk membahas masalah ini agar ada kontribusi lebih untuk daerah. Pihak perusahan yang melakukan investasi di daerah itu tidak keberatan, tetapi semuanya masih akan diatur dalam sebuah peraturan atau kesepakatan bersama, katanya.

Disadur dari:

Bupati Flores Timur Dari Masa Ke Masa

Daftar Bupati yang pernah memimpin Kabupaten Flores Timur:
  1. Stefanus Ndoen (Alm): 1959 - 1961
  2. Joakim Bl. de Rosary (Alm): 1961 - 1966
  3. C. Y. Monteiro (Alm): 1966 - 1973
  4. Drs. Anton Buga Langoday: 1973 -1 978
  5. Letkol. Markus Weking (Alm): 1978 - 1983
  6. Letkol. Simon Petrus Soliwoa: 1983 - 1989
  7. Letkol. H. Iskandar Munthe: 1989 - 1994
  8. Letkol (AU) Drs. H. Henky Mukin, SH: 1994 - 2000
  9. Felix Fernandez, SH., CN dan Wakil Bupati John Payong Beda, SH: 2000 - 2005
  10. dr. Husein Pancratius R. (Penjabat Bupati Flotim): 12 April 2005 - 27 Agustus 2005
  11. Drs. Simon Hayon dan Wakil Bupati Yosep Lagadoni Herin, S.Sos: 27 Agustus 2005 - 27 Agustus 2010
  12. Drs. Muhamad. S. Wongso (Penjabat Bupati Flotim): 27 Agustus 2010 - 26 Juli 2011
  13. Yosep Lagadoni Herin, S.Sos dan Wakil Bupati Valentinus Tukan: 26 Juli 2011 - sekarang

Pungli di Flotim dilaporkan ke Ombudsman

LARANTUKA.  Pungutan liar yang dilakukan Pemkab Flores Timur senilai Rp 1 juta bagi setiap desa di daerah itu, dilaporkan ke Ombudsman NTT-NTB. Pungutan Rp 1 juta per desa, diambil dari dana desa untuk pembuatan proposal, menyalahi aturan.

Pelaksana Tugas Ombudsman NTT-NTB Darius Beda Daton di Kupang, Jumat (24/8/2012) mengatakan, sekelompok masyarakat Flores Timur (Flotim) yang tergabung dalam organisasi gerakan rakyat antikorupsi atau Gertak, Kamis (23/8/2012) melaporkan dua kasus dugaan korupsi di Flotim yakni pungli Rp 1 juta per desa, dan dugaan korupsi pengadaan sarana dan prasarana pendukung telekomunikasi di dinas Informasi dan teknologi (Infokom) Flotim.

"Kami diminta mengawali proses hukum atas laporan terkait dua kasus itu. Gertak sudah melaporkan kasus itu ke Kajari Larantuka beberapa waktu lalu," kata Daton.

Menurut Daton, Ketua Gertak NTT, Ola Mangu Kanisius minta agar Ombudsman mengawal proses hukum yang sedang ditangani Kejari Larantuka. "Jangan sampai ada main mata sehingga laporan itu lenyap begitu saja," jelasnya.

Dugaan korupsi dalam bentuk pungutan liar Rp 1 juta per desa, dengan alasan penyusunan proposal untuk permohonan peningkatan dana senilai Rp 1 miliar per desa dari Mendagri tahun 2013, tidak masuk akal. Pemkab Flotim menggunakan uang rakyat flotim untuk beli uang di kemendagri. Padahal, dana desa yang lazim disebut alokasi dana desa (ADD) itu diprioritaskan untuk kepentingan masyarakat di desa itu.

"Jika Pemkab Flotim ingin mencari dana tambahan bagi masyarakat Flotim, jangan pakai uang rakyat. Tapi perlu ditelusuri, apa betul pungli itu untuk susun proposal ke Mendagri atau untuk kepentingan lain. Jika pungli ini disampaikan ke Mendagri, pasti dibantah keras. Mendagri tentu tidak setuju kalau ADD dimanfaatkan untuk menyusun proposal," tambahnya.

Disadur dari:

Masyarakat Flotim Minta Depot Pertamina Diaktifkan

(LARANTUKA) Masyarakat Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat mengharapkan kepada pihak Pertamina sebagai Perusahaan milik Negara Republik Indonesia, ikut memberikan perhatian serius  terhadap masyarakat di dua kabupaten kepulauan itu, karena  kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM), yang pernah dibuka di Larantuka itu kembali aktif sehingga mengurangi tingkat kesulitan masyarakat.  

Depot Pertamina Larantuka sempat dibuka beberapa tahun lamanya namun alasan yang disampaikan oleh pihak pertamina bahwa untuk membawa BBM ke Depot tersebut membawa kerugian sangat tinggi. Sehingga masyarakat menilai bahwa alasan itu kurang pas. Sebab kebutuhan masyarakat akan penggunaan BBM di kabupaten Flores Timur, Pulau Solor, Pulau Adonara dan kabupaten Lembata sangat tinggi sehingga patut dipertanyakan.  

Setelah Depot Pertamina di Larantuka tutup, maka Depot Pertamina Maumere setiap hari mengirim BBM ke Larantukan dan Lembata. Hal tersebut membuat kenaikan harga kebutuhan masyarakat seperti bahan bangunan, Sembilan bahan pokok dan biaya transport laut di dua kabupaten tersebut mengalami kenaikan, walaupun harga BBM tidak dinaikan. 

Jarak tempuh perjalanan dari kabupaten Sikka ke kabupaten Flotim kurang lebih 130 km dengan lama perjalanan kurang lebih tiga jam. Namun pada musim hujan dan terjadi kerusakan jalan maka harga BBM dengan serentak mengalami kenaikan yang tidak terkendali sebab kendaraan roda dua, roda empat dan perahu motor setiap saat membutuhkan BBM yang sangat tinggi.  

Musrenbang Kabupaten Flores Timur 2012

Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) merupakan upaya bersama dalam mengimplementasikan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). SPPN sebagai satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan dalam negara, yang seharusnya sudah ditetapkan, namun masih dalam keterbatasan karena diperlukan sejumlah instrumen pelaksanaan, antara lain berupa Peraturan Pemerintah untuk penjabaran pasal-pasal tertentu dari UU No. 25 Tahun 2004.

Musrenbang tingkat Kabupaten Flores Timur 2012 diselenggarakan pada 22 Maret 2012 bertempat di Gedung Ina Mandiri, Larantuka.  Musrenbang Kabupaten Flores Timur tahun 2012 merupakan musyawarah stakeholder di daerah ini untuk mematangkan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) hasil forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

Dalam sambutannya, Bupati Flores Timur; Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos., menegaskan bahwa  pembahasan rancangan RKPD Kabupaten Flores Timur tahun 2013 dalam Musrembang kali ini, selain mengacu pada ketentuan Perundang-undangan yang berlaku, juga masih tetap mengacu pada Visi kepemimpinan politik periode 2012-2016 yaitu Terwujudnya manusia dan masyarakat Flores Timur yang maju, sejahtera, bermartabat dan berdaya saing.  “Musrenbang Kabupaten Flores Timur tahun 2012 merupakan musyawarah stakeholder di daerah ini untuk mematangkan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) hasil forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)”, jelas  Bupati yang dilantik 26 Juli 2011 ini.

Untuk itu, lanjut Bupati, ditentukan prioritas pembangunan daerah tahun 2013, yaitu:
  1. Revitalisasi Tata Kelola Otonomi Daerah
  2. Optimalisasi pengembangan pendidikan
  3. Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
  4. Percepatan pembangunan sarana prasarana wilayah dan infrastruktur strategis
  5. Pembangunan Berbasis Tata Ruang dan Kelestarian Lingkungan Hidup
  6. Percepatan pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi lokal
  7. Pemberdayaan perempuan, pemuda dan perlindungan sosial

Gerbang Emas Flores Timur
Menurut Bupati, selain 7 (tujuh) prioritas tersebut diatas, percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat dilakukan melalui program unggulan kabupaten yakni: “Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat Flores Timur” atau disingkat menjadi “GERBANG EMAS” FloresTimur.

DPRD Flotim Kecam Tindakan Polair Mabes POLRI

Puluhan nelayan di Kabupaten Flores Timur (Flotim) mulai resah dengan keberadaan Polisi Air (Polair) Mabes Polri yang beroperasi di perairan Flotim.  Patroli Polair Mabes Polri menahan dua kapal nelayan saat kedua kapal nelayan tersebut sedang mengisi bahan bakar di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati  - Larantuka, Kabupaten Flotim, NTT.

Kedua kapal nelayan plasma PT. Mitra Mas tersebut, yakni KM Bumi Jaya dan KM 272. Kedua kapal tersebut ditahan sejak Senin (28/5/2012) dengan alasan izin berlayar yang dimiliki sudah mati. Sementara kebijakan lokal setempat, pihak pelayaran dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Flotim bersama nelayan membuat kesepakatan izin berlayar sebulan sekali. Kondisi ini mengingat keluar masuknya nelayan tidak menentu, kadang sehari dua hingga tiga kali dan kadang seminggu hingga sebulan sekali.

Management PT. Mitra Mas; Karim Abdullah di kantornya, Rabu (30/5/2012) mengatakan, kedua kapal nelayan mitra mas tersebut ditahan Polair Mabes Polri saat sedang mengisi bahan bakar dan perbekalan di PPI Amagarapati - Larantuka.  "Saat sedang isi bekal, petugas Polair Mabes Polri memeriksa dokumen kapal dan katanya ditemukan izin berlayar sudah mati. Sementara dokumen kapal lainnya lengkap," kata Karim.  Lebih lanjut Karim mengakui, akibat ditahannya dua kapal tersebut, para nelayan tidak bisa mencari ikan.
Padahal, lima hari sebelumnya para nelayan tidak bisa melaut mencari ikan karena cuaca buruk. Dan, sekarang ditahan lagi maka secara ekonomi kehidupan para nelayan sekitar 30 lebih orang semakin terjepit.
"Mestinya sehari bisa dapat Rp 2 - Rp 3 juta, tapi selama tidak berlayar para nelayan tidak punya penghasilan. Ini cukup merugikan para nelayan dan perusahaan," kata Karim.

DPRD Flotim mengecam sikap Polairut Mabes Polri yang semena-mena menahan kapal nelayan yang saat itu masih dalam keadaan parkir di PPI Amagarapati. "Mestinya, ada aturan pada zona mana dan jarak berapa kapal patrol milik polisi itu menahan kapal nelayan. Kalau Polairut mau, bukan kapal nelayan yang sedang didarat yang ditangkap tapi lebih terhormat menangkap dan menahan kapal nelayan yang bom ikan," kata Wakil Ketua DPRD Flotim, Antonius Hubertus G Hadjon saat mendampingi rapat Komisi B dan Pemkab Flotim di ruang Komisi B, Rabu (30/5/2012).  Rapat itu dipimpin Ketua Komisi B dihadiri para anggota komisi. Sedangkan dari pemerintah hadir Asisten II, Petrus Pemang Liku, Kadis DKP dan sejumlah staf lainnya.

Sementara anggota Komisi B; Gafar Ismail meminta agar Muspida Flotim menyikapi kondisi yang sedang dialami para nelayan. "Mestinya Polairut Mabes Polri melakukan patroli terhadap kapal besar yang menggunakan alat tangkap yang dilarang negara, bukan yang kecil-kecil yang dicari. Kalau terus-terus begini, kasihan nelayan. Fungsi Polairut yang mestinya memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan memberikan informasi tentang perairan di laut bagi masyarakat menjadi terbalik. Nelayan menjadi takut ketika melihat Polairut Mabes Polri," kata Gafar.

Kadis DKP Kabupaten Flotim; Erna da Silva menjelaskan, pihaknya telah melakukan koordinasi dan akan membicarakan soal izin berlayar tersebut kembali bersama pihak-pihak terkait.


Berikan Saran dan Komentar anda....

Toleransi Beragama dalam Ajaran Gereja Katolik

PENGANTAR
“Satu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Perintah pertama menuntut kita untuk percaya pada Tuhan, untuk menyembah dan melayani Dia, sebagai tugas pertama dari kebajikan agama.” Dari definisi ini, maka kita melihat bahwa agama mengajarkan satu perangkat kepercayaan atau iman dan bagaimana mewujudkan iman atau kepercayaan ini, baik dengan doa, ritual atau berbagai macam cara yang mengatur bagaimana untuk menyembah Tuhan yang dipercayai, maupun dengan satu pengajaran moral yang mengatur bagaimana untuk hidup dengan baik sesuai dengan apa yang dipercayai.
Di sisi lain, ada orang yang mengatakan bahwa agama adalah “free thinker“. Namun, kalau kita meneliti, sungguh sulit menjadi free thinker yang sesungguhnya, karena seseorang dalam satu tatanan sosial mempunyai satu aturan atau kebiasaan yang harus diikuti oleh orang yang tergabung dalam masyarakat tersebut. Orang yang tidak mempunyai agama juga dapat didorong oleh alasan karena tidak mau terikat oleh satu tatanan – baik iman maupun moral – dari satu agama. Orang seperti ini adalah orang yang mengedepankan pemikiran sendiri, atau dengan kata lain, agamanya adalah apa yang dia pandang baik menurut dirinya sendiri. Namun, dalam sejarah umat manusia, telah dibuktikan bahwa ada banyak orang yang salah dengan pemikirannya, juga termasuk kaum cerdik pandai. Jadi, orang dalam kategori ini mempunyai resiko untuk mempercayai apa yang salah.
Konsep Toleransi dan Perdamaian Dalam Ajaran Gereja Katolik
Di jaman kuno di Roma, Cicero sudah berbicara mengenai toleransi, ketika ia. menulis bahwa “agama. kita berlaku untuk kita, sedangkan kalau ada orang yang mau beragarna lain, kita memberi toleransi untuk itu” (Pro Flacco 28). Pada tahun 313 dalam Kerajaan Romawi, secara politis diterbitkan ‘Keputusan toleransi di Milano’ untuk membiarkan orang kristiani hidup di antara orang dengan agama romawi. Sejak abad ke-16 ada konsesi-konsesi dalam kekaisaran Romawi dan Jerman menyebabkan penyimpangan kultur atau politis dibiarkan. Misalnya, agama yang tidak sama dengan pimpinan negara. Sejak tahun 1689 di Inggris ada UU toleransi yang memberi tempat kepada ‘anggota masyarakat yang berbeda pendapat dengan kebanyakan warga masyarakat’. Pada 13 Oktober 1781 Kaisar Joseph Austria yang mayoritas penduduknya katolik mentoleransi orang yang beragama kalvinis, lutheran dan ortodoks untuk memiliki tanah serta, melaksanakan ibadat. Di negara itu pada 1782 diumumkan toleransi terhadap orang Yahudi yang nantinya dibatalkan Hitler.

Keuskupan Larantuka Akan Gelar Sinode

Keuskupan Larantuka rencananya akan menggelar Sinode atau Pertemuan Umat Katolik Keuskupan Larantuka ( PUKKEL) VI, 24-28 Oktober 2012 di Hokeng, Larantuka.  Sinode ini mengangkat tema “Gereja Keuskupan Larantuka: Kenyataan Sekarang dan Harapan ke Depan”. Menurut rencana, kegiatan sinode  ini akan dihadiri seluruh stake holder umat Katolik se Keuskupan Larantuka terutama utusan DPP (Dewan Pastoral Paroki), perwakilan perempuan dan utusan OMK (Orang Muda Katolik) yang mewakili tiap paroki.

Dalam rapat Panitia SINODE VI Keuskupan Larantuka  yang dipimpin ketua panitia, Rm. Gabriel Unto da Silva, Pr, di Rumah Bina Saron, San Dominggo, Larantuka, Rabu (20/3), terungkap  tujuan dari PUKKEL VI ini,  diantaranya: (1) merefleksikan (relevansi) Visi Keuskupan Larantuka: “Menuju Gereja yang dewasa dan mandiri”; (2) mengevaluasi KBG (Komunitas Basis Gerejani) sebagai pilihan strategis pastoral selama 40 tahun dengan tekanan 5 tahun terakhir: “membangun KBG yang transformatif” yang berciri khas: komunitas iman-harap-kasih, hidup dari sabda dan sakramen, pastisipatif, integratif, mandiri dan tranformatif; dan (3) menggagas pilihan strategis pastoral Gereja lokal ke depan.

Sebelumnya, Keuskupan Larantuka telah melaksanakan 5 (lima) kali Sinode. PUKKEL I, 20 – 24 Juni 1984 di Hokeng dengan tema: Meningkatkan partisipasi umat Katolik dalam membangun masyarakat Pancasila. PUKKEL II, 27 – 30 Juni 1988 di Hokeng dengan tema: Keluarga Katolik Keuskupan Larantuka menuju tahun 2000.  PUKKEL III, 24 – 28 Juni 1991 di Hokeng, dengan tema: Menuju pengembangan pastoral sosial ekonomi Keuskupan Larantuka yang terpadu. PUKKEL IV, 26 – 31Oktober 1997 di Hokeng, dengan tema: Memantapkan komunitas basis menjadi persekutuan iman, harap dan kasih yang hidup dan kokoh. PUKKEL V, 27 Oktober – 1 November 2003, tema: Menjadi Gereja yang semakin bersatu dan semakin profetis.

Perlu diketahui, Sinode sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti jalan bersama-sama. Sinode dapat dimaknai sebagai pertemuan Uskup dengan perwakilan umat yang dianggap Uskup mampu dan layak untuk membahas dan merancang program pengembangan keuskupan.

Pesan Bapa Suci Benediktus XVI untuk Masa Prapaskah 2012


“Dan  marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik“ (Ibr 10:24)


Saudara dan saudari yang terkasih,
Masa Prapaskah sekali lagi memberikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan inti terdalam dari kehidupan seorang Kristen, yaitu: perbuatan amal kasih. Ini adalah waktu yang tepat untuk memperbaharui perjalanan iman kita, baik sebagai seorang individu maupun sebagai bagian dari komunitas, dengan bimbingan Sabda Tuhan dan sakramen-sakramen Gereja. Perjalanan ini adalah perjalanan yang ditandai dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut sukacita Paskah.

Tahun ini saya ingin mengajukan beberapa pemikiran dalam terang ayat-ayat Kitab Suci yang diambil dari Surat kepada umat Ibrani: “Dan marilah kita kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik”. Kata-kata ini adalah bagian dari perikop di mana sang penulis surat yang kudus menghimbau kita untuk menaruh kepercayaan di dalam Yesus Kristus sebagai Imam Agung yang telah memenangkan pengampunan Allah bagi kita dan membuka jalan kepada Tuhan. Mengimani Kristus membuat kita mampu menghasilkan buah di dalam hidup yang ditopang oleh tiga kebaijkan teologis: hal itu berarti menghampiri Tuhan “dengan hati tulus dan penuh iman (ay.22), tetap “teguh dalam harapan yang kita nyatakan” (ay.23) dan senantiasa berusaha untuk menjalani hidup yang dibangun di atas “cinta kasih dan pekerjaan-pekerjaan baik” (ay.24), bersama dengan saudara dan saudari kita. Sang penulis surat tersebut menyatakan bahwa untuk mempertahankan hidup yang dibentuk oleh Injil, adalah penting untuk berpartisipasi secara aktif dalam liturgi dan doa bersama komunitas, dengan mengingat akan tujuan eskatologis untuk bersatu secara penuh dengan Tuhan (ay.25). Di sini saya ingin membuat refleksi atas ayat 24, yang memberikan pengajaran yang ringkas, bernilai, dan tepat di segala zaman, atas tiga aspek hidup Kristiani, yaitu: kepedulian kepada sesama, kasih timbal balik, dan kekudusan pribadi.

1. “Dan  marilah kita saling memperhatikan..” : tanggung jawab terhadap para saudara dan saudari kita.
Aspek pertama adalah sebuah undangan untuk “peduli” : kata kerja bahasa Yunani yang dipakai di sini adalah katanoein, yang artinya adalah untuk memeriksa (menyelidiki), untuk menaruh perhatian, untuk mengamati dengan seksama dan percaya akan sesuatu. Kita menjumpai kata ini di dalam Injil ketika Yesus mengundang para murid untuk “memperhatikan” burung-burung gagak, yang tanpa bekerja keras, berada di tengah perhatian dan pemeliharaan Penyelenggaraan Ilahi (bdk. Luk 12:24) dan untuk “memeriksa” balok di dalam mata kita sendiri sebelum mengeluarkan selumbar dari mata saudara kita (bdk. Luk 6:41). Di dalam ayat yang lain dari Surat kepada orang-orang Ibrani, kita menemukan ajakan untuk “mengarahkan pikiranmu kepada Yesus” (3:1), Rasul dan Imam Besar dari iman kita. Maka kata kerja yang mengantar pengajaran kita mengatakan kepada kita untuk memperhatikan sesama, pertama-tama kepada Yesus, untuk saling memperhatikan satu sama lain, dan tidak tinggal dalam keterasingan serta sikap acuh tak acuh kepada keadaan sesama kita. Namun demikian, terlalu sering sikap yang kita tunjukkan justru sebaliknya: yaitu pengabaian dan keacuhan yang lahir dari keegoisan yang disamarkan sebagai tindakan menghargai “privasi”. Saat ini pun, suara Tuhan meminta kita semua untuk saling memperhatikan satu sama lain. Bahkan hari ini, Tuhan meminta kita untuk menjadi “penjaga” saudara dan saudari kita (Kej 4:9), untuk membangun suatu relasi yang didasarkan atas kepedulian satu sama lain dan perhatian kepada kesejahteraan integral jasmani dan rohani dari sesama kita. Perintah yang utama untuk mengasihi satu sama lain menuntut kita untuk mengenali tanggung jawab kita kepada sesama yang, sebagaimana halnya kita sendiri, adalah ciptaan dan anak-anak Tuhan sendiri. Menjadi saudara dan saudari dalam kemanusiaan dan, dalam banyak hal,  juga dalam iman, selayaknya menolong kita untuk mengenali di dalam diri sesama kita, sebuah kebalikan dari diri kita (alter ego), yang dicintai tanpa batas oleh Tuhan. Jika kita menanamkan pada diri kita cara ini yang memandang sesama sebagai saudara dan saudari kita, maka solidaritas, keadilan, belas kasihan dan bela rasa akan secara alamiah berkembang di dalam hati kita. Sang Pelayan Tuhan Paus Paulus VI pernah menyatakan bahwa dunia saat ini menderita terutama karena kurangnya persaudaraan: “Kebudayaan umat manusia sedang sangat sakit. Penyebabnya bukanlah karena berkurangnya sumber-sumber daya alam, dan bukan juga karena kontrol monopoli dari segelintir orang: melainkan lebih karena melemahnya ikatan persaudaraan di antara pribadi-pribadi dan di antara bangsa-bangsa (Populorum Progressio, 66).

Jumat Agung di Serumpun Kapela

(Photo by BlogLarantuka)
Kerudung hitam menutupi kepala Mari Elka Pangestu. Di atas sebuah sampan, kedua telapak tangannya terus bersiaga, menjaga sebatang lilin di depannya supaya tidak padam.

Siang itu, Jumat (6/4), arus kuat tidak menghalangi rangkaian prosesi Semana Santa, pekan suci bagi umat Katolik di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Perahu yang ditumpangi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sering bergoyang karena terpaan air laut. Empat pria yang mengayuh perahu pun dengan cekatan melabuhkannya di Pantai Kuce, Kecamatan Larantuka.

Sang menteri kebagian berada di perahu, mengapit patung Tuhan Yesus Wafat di Salib. Patung dibawa dari Kapela Tuan Meninu, Kota Rowido, Kelurahan Sarotari Tengah, yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Pantai Kuce.

Doa penuh harapan dipanjatkan sepanjang prosesi. Tidak hanya oleh umat yang berada di sejumlah perahu, tapi juga peziarah yang menanti di sepanjang tepian pantai.

"Semua ornamen yang disimpan di sejumlah kapela, seperti Tuan Menino, salib, salib Mesias Anak Allah, patung Tuan Misericordiae, serta patung Tuan Trewa dan Salib Yesus diantar ke armida, tempat peristarahatan," kata panitia pekan suci paroki Katedral Larantuka, Bacenti.

Patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan patung Tuan Ana (Yesus) dibawa dari kapel masing-masing ke Gereja Katedral Reinha Rosari untuk diarak mengelilingi kota, malam harinya.

Arak-arakan melalui delapan armida atau penghentian. Itu ialah lambang perjalanan hidup Yesus, sebelum dia disalibkan dan mati.

Sambil berjalan, warga dan peziarah terus mendaraskan Salam Maria dan kidung rohani O Vos atau ratapan derita Yesus. Jumat Agung yang menjadi puncak rangkaian Semana Santa itu berakhir Sabtu, sekitar pukul 02.45 WIT.

Semana Santa adalah pekan suci yang berlangsung satu pekan di Larantuka. Dimulai dari Minggu Palem sampai Minggu Paskah. Ritual peninggalan bangsa Portugis itu sudah berlangsung selama 500 tahun.

Tidak mengherankan jika semua tradisi, ornamen, dan perlengkapan yang digunakan dalam prosesi sangat kental dengan warisan Portugis. Bahasa yang sama juga digunakan dalam doa dan kidung pujian.

Sebelum Jumat Agung, prosesi yang menonjol ialah Rabu Trewa, yang jatuh pada Rabu. Saat itu, umat mengikuti misa di gereja, menutup jalan raya, memasang kayu tempat lilin di sepanjang jalan sejauh 6 kilometer, dan membuat armida.

Ratusan pemuda Katolik melakukan parade bunyi-bunyian (trewa) di sejumlah ruas jalan di dalam Kota Larantuka. Mereka berparade di depan Istana Raja Don Lorenzo Larantuka dengan menabuh seng, besi, dan pipa selama 15 menit.

"Tradisi ini bermakna manusia yang penuh dosa harus bertobat dan kembali ke jalan Allah. Ini saat penting bagi umat untuk siap menghadapi trihari suci," tutur tokoh Larantuka, Yohanes Fernandez.

Sehari sebelum Jumat Agung, Kamis Putih, dilakukan pemberkatan minyak suci, pembaruan imamat dan janji para imam yang berlangsung di Gereja Katedral.

Pada hari yang sama, digelar upacara Muda Tuan Ma dan Tuan Ana. Pintu Kapela Tuan Ma dibuka dan selanjutnya penakhtaan Patung Tuan Ma dan upacara cium Tuan Ma. Sore harinya dilakukan misa di Gereja Katedral yang dilanjutkan dengan adorasi umum Sakramen Mahakudus.

Kamis Putih juga diisi dengan ziarah ke sejumlah situs rohani dan kapela, di antaranya kapela di tanah Wure, Kecamatan Adonara Barat, dan Kapela Tuan Meninu di Kota Rewido.

Polemik

Dua tahun lalu, pada 2010, Semana Santa berlangsung sangat istimewa karena prosesi itu tepat berusia 500 tahun. Tahun ini, prosesi juga berlangsung beda karena untuk pertama kalinya diarak patung Tuan Ma duplikat.

Sempat menjadi perdebatan, tetapi secara arif Uskup Larantuka Monsignor Frans Kopong Kung mampu menengahinya. "Patung asli tidak mungkin diarak keliling Kota Larantuka. Usia patung sudah lebih dari lima abad dan kondisinya sudah sangat keropos," tuturnya.

Tidak sedikit warga yang belum bisa menerimanya. "Penggunaan patung dupikat Tuan Ma mengurangi kesakralan perayaan. Ada warga yang menjadi apatis sehingga tidak mau terlibat langsung dalam persiapan fisik perayaan," ujar Jefri Ofong, warga Larantuka.

Sekalipun ada polemik, seperti tahun-tahun sebelumnya, Semana Santa di Larantuka masih jadi magnet bagi ratusan ribu umat Katolik dari berbagai pelosok Indonesia dan dunia. Mereka datang dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur. Tidak sedikit juga yang berasal dari Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Papua, dan Sumatra Utara. Sejumlah pelancong dari luar negeri pun tidak ingin melewatkannya.

Karena itu, seluruh penginapan di Larantuka pun penuh. Banyak peziarah yang tidak kebagian penginapan sehingga harus rela menginap di rumah penduduk.

Saat hadir selama dua hari di Larantuka, Kamis Suci dan Jumat Agung, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu sepakat Semana Santa harus dilestarikan. "Di negeri asalnya, Portugis, Semana Santa sudah tidak ada. Ini bisa menjadi wisata religi kelas dunia," tuturnya.

Seorang tokoh Larantuka, Bernardus Tukan, mengungkapkan Semana Santa bukan sekadar prosesi bagi umat Katolik. Dia merupakan peristiwa budaya religius.

"Jauh sebelum agama dibawa masuk ke Flores, warga menyatu dalam ikatan kultur. Ada budaya Lamaholot yang kami pegang dan terapkan," kata dia, beberapa waktu lalu.

Karena itu, ketika masyarakat terpecah karena masalah agama, di Larantuka warga tetap menyatu. Tidak mengherankan ketika Semana Santa dilakukan masyarakat Katolik, baik umat Islam, Kristen, Buddha, maupun Hindu selalu menunjukkan dukungan mereka. Ada hantaran dengan beragam makanan yang mereka bawa, mulai beras, kelapa, pisang, hingga sayuran, untuk kebutuhan pesta. Budaya Lamaholot mengajarkan mereka untuk berbagi, berpartisipasi, dan membangun tekad bersama. 

Disadur dari:

Larantuka Siap Jadi Objek Wisata Religi Kristiani

Bertepatan dengan hari Paskah yang jatuh pada hari ini, Menparekraf, Mari Elka Pangestu, berkunjung ke Larantuka, Flores Timur.  Dalam kunjungannya, ia mengatakan rencananya untuk mengembangkan Larantuka sebagai objek wisata religi.

"Kami memang akan mengembangkan Larantuka sebagai objek wisata religi karena ada banyak ikon-ikon kerohanian, seperti Tuan Ma dan Tuan Ana," kata Mari pada obrolan singkat bersama detikTravel di Larantuka, Flores Timur, Jumat (7/4/2012).

Pada hari raya Paskah ini, Larantuka memang menjadi tempat tujuan umat kristiani untuk beribadah. Di sini, ada banyak gereja dan tempat ibadah bersejarah. Melihat kesempatan itu, Parekraf pun mengambil langkah untuk menjadikan Larantuka sebagai objek wisata religi.

"Nantinya, pengembangan objek wisata religi di Larantuka akan terus dikembangkan, tidak hanya pada saat paskah seperti ini saja, tetapi juga bulan lain, seperti retret," jelas Mari.

Rencananya, wisata rohani akan dikembangkan melalui retret dan wisata penyembuhan bagi umat yang sakit. Selain itu, keindahan alam Flores juga akan dijadikan daya tarik lebih untuk para wisatawan.

"Saat paskah seperti ini, Semana Santa yang rutin dilakukan di Flores akan terus dikembangkan, karena di Portugal sendiri yang merupakan negara asal Semana Santa sudah tidak diadakan lagi," tambah Mari.

Ya, Flores memang merupakan salah satu daerah jajahan Portugis. Ada banyak peninggalan sejarah dan keagamaan yang bisa dilihat di Larantuka, Flores Timur. Salah satunya adalah patung Tuhan Yesus atau Tuan Ana dan patung perawan atau Tuan Ma.

Umur patung-patung tersebut tidaklah muda, tetapi sudah melampaui 5 abad. Semana Santa merupakan salah satu peninggalan portugis yang masih melekat di hati warga Flores.

Semana Santa merupakan acara puncak di Jumat Agung. Pada upacara ini, Tuan Ma dan Tuan Ana akan diperlihatkan kepada umat, karena selain hari paskah kedua patung tersebut tidak diperlihatkan. Kemudian, perayaan akan dilanjutkan dengan penyalaan lilin, dan prosesi keliling Larantuka.

Disadur dari:


Legitimasi Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Katolik


Panduan Bagi Pemerhati Pendidikan dan Penyelenggara Sekolah Katolik

Ditengah carut marut pendidikan agama di sekolah-sekolah di Indonesia, kehadiran buku ini amat menarik karena ikut mengkaji dan sekaligus memberi argumentasi penting seputar mengapa Pendidikan Agama Katolik pada sekolah Katolik dipandang legitim. Penulis mencoba memberi penjelasan rasional tentang hal itu, apalagi dengan bahasan yang tidak berbelit belit, sehingga mudah dimengerti pembaca awam. Buku ini punya nilai tambah yang besar.

Haryanto Suprapto
Peneliti LIPI

 
Penulis :            Dr. Joseph Ansow, Pr
Penerbit :          Cahaya Pineleng

Harga retail : Rp. 27.000,-
Harga kami : Rp. 24.300,-
Anda menghemat : Rp. 2.700,-   (10%)

Penyembuhan Keluarga

Buku Pegangan Bagi Keluarga Katolik Keharmonisan keluarga Anda sedang terguncang?  Mampukan Anda menyelamatkannya, tanpa mengorbankan istri, suami, atau anak anda? Atau Anda bingung dan panik menghadapi semua itu? Selamatkan keluarga Anda sekarang juga! Jangan sampai terlambat sebab setan selalu mengintai keluarga Anda!


Baca dan renungkan jurus-jurus ampuh yang tersaji dalam buku ini. Yakinlah, Anda bisa keluar dari persoalan keluarga Anda tanpa mengorbankan siapa pun. Kunci utamanya hanya satu yaitu diri Anda sendiri. Sebab tidak ada orang lain yang mampu menyelamatkan keluarga Anda, selain diri Anda sendiri. Tuhan tidak bisa menyelamatkan keluarga Anda tanpa keterlibatan Anda. 

Penulis : Regis Castro & Maisa Castro. Uraian dalam buku ini disajikan dengan bahasa yang menarik, sederhana, dan mudah dimengerti. (Size: 15 x 11 cm cm)


Penyembuhan Keluarga
Harga retail :Rp. 23.000,-
Harga kami :Rp. 20.700,-
Anda menghemat :Rp. 2.300,-   (10%)

KUNJUNGAN KEPADA SAKRAMEN MAHAKUDUS DAN BUNDA MARIA

Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus sudah menjadi tradisi Gereja selama berabad-abad. Gereja meyakini bahwa darinya mengalirlah rahmat Allah bagaikan dari sumbernya. Dalam cinta yang membara dan hati yang berkobar-kobar, umat Allah diundang Yesus untuk bersatu dengan-Nya dalam cinta yang mesra. Kebenaran iman ini telah dihayati oleh banyak orang kudus dan membuahkan manfaat yang tak terbayangkan dahsyatnya.

Santo Alfonsus M. de Liguori, pendiri Kongregasi Redemptoris, mengungkapkan cinta lekatnya kepada Yesus dalam Sakramen Mahakudus melalui buku Kunjungan kepada Sakramen Mahakudus dan Bunda Maria ini.

Dalam buku ini, dia memberikan bentuk dan warna baru pada tradisi kunjungan-kunjungan harian kepada Sakramen Mahakudus dengan urutan doa sebagai berikut:
• Doa persiapan
• Doa meditatif kepada Sakramen Mahakudus
• Komunio kerinduan
• Doa dan salam khusus kepada Bunda Maria
• Doa penutup kepada Bunda Maria

Bagi Santo Alfonsus, ”Palungan-Ekaristi-Salib” adalah satu kesatuan dalam karya penyelamatan Yesus. Karena itu, pada bagian akhir buku ini ditambahkan pula Ibadat Jalan Salib yang disarikan dari tulisan-tulisan Santo Alfonsus.

Semoga buku doa dan meditasi ini membawa kita hari demi hari semakin dekat pada Kristus, Sang Pencipta Abadi, dan semakin mencintai Dia sebagaimana Dia telah mencintai kita.
"Satu kalimat dalam buku ini sudah cukup bagiku untuk merenungkan penyembahan selama sejam di depan sakramen mahakudus." - Mgr. Wilhelm von Ketler, Uskup Mainz - Jerman

Berita Katolik:

BUNDA REINHA - Film Dokumenter Metro TV

Kurs Rupiah:

BlogLarantuka Paypal:

 
!-- START OF ADDME LINK --> Search Engine Submission - AddMe