Google BlogLarantuka NewsBar

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR 2011


Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Flores Timur (Flotim) terhadap  empat rancangan peraturan daerah (raperda) dituangkan dalam Keputusan DPRD Flotim No. 3/DPRD.Kab/FLT/2011 pada tanggal 04 Februari 2011 di gedung Bale Gelekat Lewotana.

Adapun keempat raperda yang diprakarsai oleh DPRD Flotim tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Retribusi jasa usaha pelayanan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapati
  2. Penanggulangan HIV/AIDS
  3. Organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana daerah
  4. Penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Flores Timur
Selanjutnya pada dua pekan ke depan DPRD Kabupaten Flores Timur akan melakukan sosialisasi keempat raperda tersebut ke masyarakat.  DPRD Kabupaten Flores Timur sangat mengharapkan masukkan pendapat ataupun saran terhadap empat raperda tersebut demi kepentingan untuk daerah ini.

Terkait dengan PPI Amagarapati yang dibangun sejak masa pemerintahan mantan bupati Felix Fernandez, SH., hendak dilego ke pihak ketiga lewat Kerja Sama Operasional (KSO), dengan maksud agar keberadaan PPI Amagarapati yang telah dibangun oleh pemerintah Jepang dengan dana miliaran rupiah tersebut bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat Flores Timur.

Usulan pengelolaan PPI Amagarapati oleh pihak swasta menjadi salah satu wacana kuat yang akan disosialisasikan oleh DPRD Kabupaten Flores Timur kepada masyarakat.  Dengan harapan agar penyelenggaraan pelelangan ikan itu untuk lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan melalui pencapaian harga ikan yang wajar.  Bila itu yang terjadi, maka menurut DPRD Kabupaten Flores Timur bahwa PPI Amagarapati akan melindungi nelayan dari persaingan yang tidak sehat.

Anda punya usul dan saran mengenai keempat raperda tersebut di atas, silakan berikan komentar anda di sini.  Terima kasih.

St. Blasius

St. Blasius hidup pada abad keempat. Sebagian mengatakan bahwa ia berasal dari sebuah keluarga kaya dan menerima pendidikan Kristiani. Semasa remaja, Blasius memikirkan tentang segala permasalahan serta penderitaan yang terjadi pada masa itu. Ia mulai menyadari bahwa hanya sukacita rohani saja yang dapat membuat seseorang merasakan kebahagiaan sejati. Blasius menjadi imam dan kemudian diangkat menjadi Uskup Sebaste di Armenia yang sekarang adalah Turki. Dengan segenap hati, Blasius bekerja keras untuk menghantar umatnya menjadi kudus dan bahagia. Ia berdoa dan berkhotbah; ia berusaha menolong semua orang.

Ketika Gubernur Licinius mulai menganiaya umat Kristiani, St. Blasius ditangkap. Ia dibawa untuk dijebloskan ke dalam penjara dan dihukum penggal. Dalam perjalanan, umat berkumpul di sepanjang jalan untuk melihat uskup mereka yang terkasih untuk terakhir kalinya. Blasius memberkati mereka semuanya, bahkan juga orang-orang kafir. Seorang ibu yang malang bergegas datang kepadanya. Ia memohon Blasius agar menyelamatkan anaknya yang hampir tewas tercekik duri ikan yang tertelan di tenggorokannya. Orang kudus itu membisikkan doa dan memberkati sang anak. Mukjizat terjadi, sehingga nyawa anak itu dapat diselamatkan. Oleh karena itulah St. Blasius dimohon bantuan doanya oleh semua orang yang menderita penyakit tenggorokan.

Pada hari pestanya, tenggorokan kita diberkati. Kita mohon bantuannya untuk melindungi kita dari segala macam penyakit tenggorokan.

Dalam penjara, uskup yang kudus ini mempertobatkan banyak orang kafir. Tidak ada siksaan yang dapat membuatnya mengingkari imannya kepada Yesus. St. Blasius dihukum penggal kepalanya pada tahun 316. Sekarang ia ada bersama Yesus untuk selama-lamanya.

Masing-masing dari kita merasakan adanya kebutuhan untuk disembuhkan dalam bidang-bidang tertentu dalam hidup kita. Pada hari ini, undanglah Tuhan untuk masuk ke dalam ruang-ruang tersebut dan nikmatilah penghiburan atas kehadiran-Nya.

Untuk mengenang St. Blasius:
Dalam Gereja Latin pestanya jatuh pada tanggal 3 Februari, di Gereja-gereja Oriental pada 11 Februari di Gereja Katolik Armenia pada tanggal 30 Januari

Keuskupan Larantuka Berdayakan Warga Lewat Teknologi Informasi

Awal Januari 2010, tepatnya tanggal 18 Januari 2010, Keuskupan Larantuka membuka layanan Pusat Teknologi Komunitas (PTK). Kegiatan utama PTK berupa pelatihan komputer dan internet. Layanan yang dikelola oleh Delegasi Sosial (Delsos KPSE) ini memberi nilai lebih bagi pengelolaan program keuskupan, seperti pengarusutamaan gender, penanganan HIV/AIDS, pertanian, dan keuangan mikro.
Penerima manfaat layanan PTK adalah para fasilitator program keuskupan dan warga di Kabupaten Flores Timur. Para fasilitator bisa menjelajah di maya untuk mencari tulisan, gambar, video yang menjadi rujukan atau mendukung pengelolaan program. Hasilnya, dukungan teknologi informasi ini mendorong penerapan program semakin maksimal.

Menurut Constantino Conrado, pengelola PTK, setiap minggu puluhan warga yang tersebar di tiga pulau, yaitu Flores Daratan, Pulau Solor, dan Pulau Adonara berlatih komputer di PTK. Umumnya, mereka baru mengenal komputer sehingga materi pelatihan masih seputar pengetahuan dan keterampilan komputer dasar.
“Warga harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai ke PTK. Peserta dari Flores Daratan atau Kecamatan Titehena harus menempuh perjalanan sekitar satu setengah jam. Warga di Pulau Solor atau Kecamatan Solor Timur harus naik perahu sekitar 45 menit. Lalu, warga Pulau Adonara atau Kecamatan Ileboleng harus naik perahu sekitar 1,5 jam,” kisah Rado, panggilan akrab Costantino Conrado.

Kendala utama yang dihadapi PTK adalah ketersediaan listrik. Di Kabupaten Flores Timur, dalam sehari listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) bisa mati 2 hingga 3 kali. Terkadang dalam satu minggu ada satu-dua hari listrik mati total. Tanpa listrik, pelatihan tidak dapat dilaksanakan. Selain itu, listrik yang byar-pet ini bisa merusak peralatan. Hingga kini, PTK belum menemukan jalan keluar atas persoalan ini.
Namun Pengelola PTK tetap bersemangat, mereka percaya akses informasi akan mendorong perubahan di bumi Larantuka. Banyak perubahan setelah adanya PTK, seperti warga bisa mendapatkan pengetahuan-pengetahuan  tentang pertanian yang dibutuhkan untuk mendayagunakan pengembangan dan peningkatan hasil tani. Para pengelola program keuangan micro bisa mengerjakan tata kelola administratif yang lebih efektif atas dukungan komputer.

Hal itu disampaikan oleh Fabianus Tapen Masan, fasilitator PTK lainnya. Dia kadang terharu dengan semangat warga yang telah menempuh jarak yang jauh, hanya untuk belajar komputer. Semangat itu yang terus menyemangatinya meskipun banyak kendala dalam pengelolaan PTK.

Disadur dari:



Berita Katolik:

BUNDA REINHA - Film Dokumenter Metro TV

Kurs Rupiah:

BlogLarantuka Paypal:

 
!-- START OF ADDME LINK --> Search Engine Submission - AddMe